Advertisment

Advertisement








Saturday, May 16, 2009

Saturday, May 16, 2009


Kemudian?
Stjku menangis. Sudahlah tidak usah menangis, sudah terlalu banyak air mata yang terjatuh, aku sudah terbiasa dengan semua apa yang menjadi sifatmu, yang membuat aku lebih memahami kehidupan ini bahwa dirimu tidak layak medapatkan air mata dari cintaku. Dan juga sudah mulai terbiasa menerima perlakuan yang demikian ini, setiap saat aku selalu spot jantung bila ada sms masuk.
Jantungku selalu bergetar saat mendapat sms darimu, kamu selalu memutuskan hubungan kita dengan tiba-tiba itupun melalui sms. Sini biar di ikat, agar jangan bercucuran lagi darahnya, Jingga menarik tanganku. Tubuhku mulai terasa lemas dan mulai sempoyongan tubuh penuh butiran keringat.
“begini saja Jingga, aku datang ke dalam kehidupan hati dan jiwa cintamu secara baik-baik jadi aku ingin pergi juga dengan baik-baik”! Dirinya tidak bersedia menjabat tanganku. Sudah duduk saja dulu biar di beli handplas. Sudahlah Jingga, tidak usah biar aku pergi saja dari hadapanmu, aku mempertahankan situasi. Kalau kamu pergi lihatlah! Dia sedikit mengancam, tidak berselang begitu lama dia kembali dengan handplas “aku minta maaf, mau kan kamu memaafkan ku”?
Kamu maafkan?

Lagi-lagi aku meninggalkan egois dan emosi jiwaku, lagi pula tidak ada yang perlu dimaafkan atas kejadian ini, mungkin sudah garis tangan dan jalan hidupku selalu kamu sakiti...aku maafkan! Namun kenapa kamu terlalu mudah untuk minta maaf ya, akan tetapi tidak pernah berpikir sebelum mengambil sebuah keputusan, kamu minta putus aku terima tetapi tidak mau menjabat tangan dan merelakanku pergi. Masalah memaafkan teramat mudah dan gampang bagiku, kan kamu tahu sifatku bagaimana, walau bukan aku yang salah aku pasti duluan yang minta maaf kepadamu! Semua itu karena begitu sayangnya aku padamu tetapi jangan begitu dong. Mungkin sudah salah dalam status hubungan ini, yang mana terlalu percaya diri membina hubungan denganmu. Jadi aku terima atas perlakuan ini, yang tidak pernah di dasarin saling menghargai, bila ingin mengambil sebuah keputusan.
Bila di pikir lagi ke belakang kenapa pada waktu itu aku sudah ikhlas kamu tinggalkan tetapi kamu balik lagi kedalam kehidupan asmara ku? Aku bisa bertahan dan akan terus bertahan atas semua ini, dan ketahuilah ini merupakan ikrar dan janji matiku sesaat kamu mengatakan memilih bersandar di relung hatiku di trotoar capital building.

Kenapa dan mengapa? Jangan diam. Faham dengan statusku jauh-jauh hari kan sudah aku katakan pada saat kamu mengajak main kerumah “aku memilih mundur” karena sudah melihat status yang sangat tinggi, sangat teramat jauh perbedaan, seperti celah jurang yang begitu lebar yang tidak akan bisa di jembatani hanya dengan ketulusan kasih sayangku tetapi apa yang kamu katakan? Tidak gentelmant, banci dan pengecut. Ucapan stjku juga di perkuat oleh sahabatnya dalam menyakinkan bahwa perbedaan status tidak menjadikan hal yang penting untuk di bahas di zaman ini dan membuat aku untuk tidak mundur dalam mencintainya, kita sebut saja nama sahabatnya Decie secara tegas mengatakan bahwa Jingga tidak pernah memandang perbedaan status menjadi sebuah penghalang dalam berhubungan, percayalah dia tidak begitu, lagi pula kan tidak jamannya lagi perbedaan status berperan penting dalam hubungan asmara, sudah jangan khawatir kamu, Decie menyakinkanku. Namun aku memang saat itu ragu karena aku sendiri telah dua kali mengalaminya bahwa perbedaan status akan menciptakan jurang pemisah yang tidak dapat di anggap enteng, namun aku berusaha untuk menyakinkan diri untuk mempercayai ucapankan Decie karena aku tahu mereka telah saling kenal lebih dahulu dari pada aku mengenal sahabatnya.
Setelah mengatakan semua itu apalagi? Habis bertengkar pasti roman dong.

Terkadang memang benar kata orang tua-tua dulu, hubungan yang paling indah dan roman adalah hubungan yang tercipta sehabis bertengkar, tetapi pertengkaran yang di landasi oleh sebuah kasih sayang, bukan pertengkaran yang di kotomi oleh emosionalisis

Kami hanya saling merapatkan sisi badan. Berbisik di telinganya “aku lelah kamu lakukan terus begini, spot jantung rasanya tolong jangan lakukan lagi yang demikian” Di balas berbisik tepat didepan bibirku sambil perlahan memberikan kiss love “maafkan aku ya tinta.” Perlahan aku jawab dengan kecupan panjang di keningnya. Jiwaku juga terasa hampa dan hilang bila tidak berada di jantungmu.
Eeehe…Mantan kamu suka ribut, suka intrik di dalam berhubungan lain cara dia mencari perhatian dari kamu. Tidak pada umumnya perempuan-perempuan lain.
Benar, itu yang dikatakannya sendiri kalau berhubungan lebih suka yang ada bertengkarnya lebih seru!!!
Jika boleh beri pendapat nih ya…berikan saja dia satu kali lagi kesempatan tidak lebih dan jangan merendahkan diri kamu terlalu melonjak nanti dia.
Aku rasa bukan satu atau dua kali lagi, untuk memberikannya kesempatan telah berulang-ulang.

Sampai akhirnya menggagalkan agenda pernikahan sampai dua kali, itu kan sudah merupakan pemberian kesempatan kepadanya.
Lho...sampai segitunya secara tegas saja dech aku katakan tinggalkan saja dia biar dia faham akan pahitnya mencari laki-laki yang benar-benar mau mengerti di zaman ini, juga agar dia tahu bagaimana rasa sakit dan hancurnya bila dia di gagalkan pernikahan oleh seorang laki-laki. Biasa laki-laki yang membatalkan agenda pernikahan tetapi ini kok terbalik, buat malu kaum perempuan saja, perempuan apa tuh...

Aku masih teramat sangat dan sangat sayang padanya.
Kalau ingin terus berjuang untuk memilikinya percayalah seandainya kamu mendapatkan dirinya kamu tidak akan mendapatkan kasih sayang darinya, rasa menghargai pun tidak akan kamu temui darinya.
Sebabnya?

Karena dia telah merasa berada di atas, dia merasa kamu berada di bawah ketiaknya, memang siap kamu di sepelekan?
Kenapa kamu bisa berkata demikian, sedangkan lo juga perempuan sepertinya?

Bisa jadi stjku tidak demikian, karena yang menjadi penghalang sebenarnya belum siap atau tidak sanggupnya dia bila hidup serba kekurangan artinya di belum dapat bertahan bila kehidupan berada pada garis kesederhanaan, masalah kebaikan, perhatian dan kasih sayang aku masih punya kenyakinan bahwa stjku juga memiliki hal yang sama denganku, namun caranya saja kale yang berbeda dalam penyampaian.

Karena aku perempuanlah, makanya lebih tahu terhadap sejenisku. Seorang laki-laki yang telah di sepelekan akan di pandang sebelah mata itu sangat menderita, bila kamu bicara tidak pernah menjadi bahan acuan dan tidak pernah benar malah di bantah terus. Akhirnya kelak pada suatu waktu akan membentuk kepribadian ketulusan jiwa kasih sayangmu untuk balas dendam pada dirinya kelak. Sia-sia kan cinta suci kamu?
Terima kasih atas saran kamu, aku akan coba untuk merenungkannya.
Akan tetapi banyak yang mengatakan jangan dengarkan perkataan orang lain tetapi dengarkan hati dan perasaan pasangan kamu!

Kata itu memang benar dan lo juga harus tahu, bahwa tidak selamanya kata hati itu benar. Apakah dia telah mendengarkan kamu, telah mendengarkan getaran hati kalian? Tidakkan! Dia malah mendengarkan dan lebih menyakinin kata-kata teman-temannya dengan tidak memikirkan apa yang telah terjadi padanya dan sangat banyak yang dia korbankan untuk hanya menanggapi dan memuaskan keinginan teman-temanya yang bisa jadi teman-temannya iri akan hubungan kalian semua itu tidak dapat di bedakan, mulut perempuan ini payah.

Kalau permasalahannya masih memungkinkan terbukanya pemberian sebuah kesempatan darimu ya berikan, inikan kamu sudah berulang-ulang memberikan kesempatan “jatuh pada lobang yang sama dan luka yang sama kan teramat bodoh itu namanya.”
Kamu sudah cukup membinanya, tiga kali tidak bisa dibina ke empat kali sudah wajib di binasakan.

Tertutup kalee butiran makna mata hati...
Mudah-mudahan bisa bersabar inikan bulan ramadhan bulan yang penuh ampunan. Percayalah tanpa kamu doakan apa-apa pun dia, suatu hari nanti akan mengerti dan mengetahui sakitnya di sepelekan artinya dia tidak tahu hidup ini hanya milik allah. Dia itu lahir dengan membawa pakaian kalee. Hehheeh….
Thank’s

Sambungan .....


Jadi pusing neh dapat kalimat-kalimat demikian. Cerita yang ringan-ringan saja dech.
Tetapi tadi kamu yang mulai duluan bukan aku. Jika aku boleh jujur sudah malas membahas dan cerita sosial politik di negara ini.
Kenapa?
Membuat darah tinggi kambuh, darah activis dan darah pemberontak karena melihat kesemena-menaan sang pembuat kebijakan. Agar kamu tahu, bila aku di berikan amanah untuk memimpin Negara ini dalam tiga tahun Negara ini akan dapat menjadi Negara super power!!

Hahah…gaya lo!! Lain cerita pendapat tentang apa yang kamu ingin dariku? Kamu lagi ada problem sama pacar atau istri ya?
Ya ille, aku belum punya istri coy! Gagal saat ingin mewujudkannya.
Memang kamu pernah curah darah segar karena problem asmara kamu?
Tiga kali, melakukan penyatan lengan kiriku. Kok bisa?

Awalnya agar bisa menyakinkan hati dan perasaan bahwa dia telah meninggalkan dan pergi melenggang dari sisi jiwa cinta dan kehidupan aku.
Maksud aku kok bisa bego begitu? Eheh…
Setttan…aku pikir masih cerita itu tadi.
Ini serius mulai pak dosen berapa sks nih?
Tidak pakai sks dech hantam kromo saja…
Jadi setelah kamu sayat lengan kiri, bagaimana perasaan terhadapnya?

Plooooooong banget, bebas dan dada terasa lapang, tidak terasa perih dan pekat gitu, rasa keikhlasan atas perlakuannya semakin besar, sehingga tidak ada pertanyaan lagi di hati dan mempertanyakan dia dimana, aku lebih cuek dan hilangnya pertanyaan tentang dia lagi ngapain, apakah dia sehat dan tetek bengeknya.

Kamu bilang curahkan darah segar tiga kali berarti sama tiga orang perempuan dong setiap diputusin kamu sayat lagi lengan lama-lama mati.
Bukan kepada tiga perempuan akan tetapi pada satu perempuanku Jingga tiga kali sayatan.
Kombur molotup neh…Masih ada buktinya di lengan kiriku sampai sekarang dan mungkin sampai aku bersemayam di bumi....Kok bisa? Bego’nya…
Kok bisa bodoh gitu! Ahah...
Terus terang aku memiliki kelainan sifat bila sudah mencintai seorang perempuan pasti cinta mati. Karena bagiku “mati bukanlah harga yang pantas untuk cinta, harga mati adalah kebahagiaannya, berarti ada lagi yang lebih untuk mengatakan cinta dari pada mati.”

Sudah putus kalian nyambung lagi?
Yupz…
Anak-anak banget kamu tidak punya pendirian ya? Kamu kan laki-laki atau kamu mempunyai one target terhadapnya?
Masalah target aku hanya satu yaitu menginginkan dia menjadi pendamping hidup dan sebagai gadis terakhir dalam perasaan dari jiwa cintaku.
Munnnnnnna…munafik. semua orang di muka bumi ini mau melakukan hal-hal yang, yang gila karena ada sesuatu yang di anggap pantas dan dapat menguntungkan. Misalnya bisa mengangkat derajat dan status kehidupan kamu, mungkin.

Tetapi buktinya aku tidak, hanya semata-mata berharap dia menjadi bidadari samudera palung hati dan perasaanku.
Setelah penyatan lengan kamu itu, apakah mantan kamu menganggap positip?
Dia kelihatan begitu cemas. Apa-apaan nih sampai melakukan hal itu bodoh kali, “biar kamu puassssss dan agar aku terbangun dan sadar dari alam mimpi ini, sehingga tidak bertanya-tanya lagi semua tentangmu karena selama ini aku tidak bercermin diri dan intropeksi diri, selama ini juga ternyata aku hidup pada mimpi, juga ternyata cinta kamu ada pada sisi tidurku saja dimana mata terbuka seketika itu juga kamu menghilang, aku siapa dan kamu siapa, sebagai mana aku telah mengatakan kepada kamu di saat membina sebuah hubungan buatlah hati selalu bertanya.

Karena, “bila hati sudah bertanya maka datang rindu”, selang beberapa jam dia nelepon dan minta jumpa.
Kamu jumpain?
Awalnya aku timbul kan ego untuk tidak menjumpainnya lagi, lembutnya perasaan dan garangnya emosional perang memenangkan pendapat masing-masing. Akhirnya menang juga perasaan kan?
Ahah...emosional mati terkapar dengan tujuh tikaman manis tepat di jantung, akhirnya benar lebih memiliki kata perasaan yang memang selalu menyayanginya walau apa yang akan terjadi dan sudah merupakan ikrar pertama saat aku mulai mencintainya, apapun sesuatu yang akan ia perbuat padaku akan sekuat tenaga aku terima.
Akhirnya kami jumpa di salah satu Mall setelah jumpa jalan bareng lagi, makan minum sama lagi, bercanda tawa lagi, lalu tidur sama lagi, sedikit demi sedikit luka hati mulai tertutup hilang kembali. Tiada sedikit dan sedetikpun jiwa cintaku dendam saat itu.

Ahah...bujang lapuk! Bego sekali sih, lelaki murahan dech kamu. Dia merasa kamu membutuhkannya sekali, dia merasa kamu tidak ada apa-apanya. Jangan begitu.
Kamu orang yang ke 120 mengatakanku demikian. Thank’s. lagi pula aku jujur bahwa aku sangat membutuhkannya.
Ya iyalah…Seandainya terjadi pada aku, lebih baik mengambil langkah membuka lembaran baru yang lebih baik.
Sebenarnya lembaran baru itu selalu ada walau terletak pada satu hati perempuan yang sama, seperti SEKUNTUM TERATAI JINGGA yang selalu memiliki kelopak yang baru setelah terbuka kelopak yang lama sebelah luar, tergantung kita memaknainya saja. Benar tidak?

Tidak benar tuh…apalagi aku paling jijik pada putus nyambung, putus lagi dan nyambung lagi seperti tidak ada pendirian yang jelas, yang jelas dia menganggap kamu tempat persinggahan sementara sebelum mendapatkan lelaki yang lebih dari kamu, yang lebih kaya tetapi bukan yang lebih baik. Dia memanfaatkan posisi jiwa kamu yang teramat sangat mencintainya, namun kamu tidak bisa membaca isyarat hatinya karena kamu merasa dia telah mencintai kamu sebagai mana kamu mencintainya. Bodoooooh! Bosan banggget…..
Kala aku sih tidak bosan dengan hubungan yang demikian akan tetapi kalau dia mungkin bosan melihatku karena memang sudah sifat lahirnya pembosan, makanya dia lakukan aku bagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa.

Kamu sudah balikkan dengan dia pada saat itu apa yang membuat tetap tegar menghadapi segala sikap dan sifat dia yang selalu merendahkan dan mempermainkan ayunan cinta kamu?

Number one; aku katakan padanya, ”jiwa cinta dan relung jantungku telah menunjuknya SEKUNTUM TERATAI JINGGA yang memiliki kelopak–kelopak dalam menjaga dan melindungi kuntum sari yang di dalamnya terdapat mengkristalnya madu hati sehingga aku harus membuka kelopak demi kelopak untuk sampai dan dapat menggapai hati jiwa cintanya yang berada pada kuntum sari indah madunya walau aku tahu dalam mewujudkannya sangatlah sulit dan penuh perjuangan, nyawa, darah dan air mata namun aku akan berusaha sekuat hati dan perasaanku untuk mempersembahkan yang terbaik dari seluruh jiwa cinta ini, meskipun akhirnya aku harus terbius oleh manisnya racun madunya.
Indah sekalee...

Number two; aku seorang laki-laki sudah menjadi kodrat dan realita alam bahwa seorang laki-laki harus mampu membimbing, menjaga, melindungi dan menaburkan benih-benih keharmonisan yang berujung kepada pemberian ketulusan kasih sayang penuh dengan selaksa jiwa dalam berhubungan walau dalam proses menuju semua itu benih-benih yang telah tumbuh akan layu bahkan mati sama sekali dan akan merelakan darah dan air mata, ternyata terbukti sudah. Dan semua goyangan perbedaan prinsip dan pendapat juga selera adalah merupakan pendidikan dasar untuk lebih memahami hidup kelak di saat berumah tangga, hingga aku mampu menyulam kekurangan yang ada dalam indahnya sebuah hubungan asmara.

Number three; segala air mata yang runtuh dari kelopak teduh matanya, segala kesedihan saat bersamaku harus aku ganti dengan sejuta senyum dan kehindahan agar bening dan sucinya air matanya tidak luruh kembali melintasi pipihnya yang begitu putih seputih sutra surga.

Aduh...aduh tidak tahan dech lihat kamu, aku saja belum pernah di perlakukan sedemikian indah sama pacarku.
Minta dong…Fantastic coy…Curahan kedua begitu juga…
Selang beberapa bulan, mungkin ada satu tahun lamanya itu terjadi kembali, kalau yang kedua ini pada saat stjku akan selesai sidang tinggal menunggu wisuda, yang bisa aku katakan kesulitannya dalam menghadapi meja hijau sudah tidak ada lagi. Mungkin merasa sudah tidak membutuhkan tenaga dan pikiranku lagi dalam menghadapi meja hijau makanya dia buat kembali hal yang sama tanpa ada sebabnya mutuskan hubungan kami secara tiba-tiba dan juga melalui sms.
Sebabnya?

Bosan selalu itu alasannya. Memang stjku memiliki sifat demikian, bosan dengan pasangan itu-itu saja. Mungkin dirinya ingin mencari pariatif yang lebih menantang dari seorang yang berwajah tampan dan berstatus macho.
Lalu….

Alasan hanya bosan? Iya...Sudahlah karena kamu merasa tidak membutuhkan aku lagi kan, aku faham saat kamu menerima cinta ini kemarin adalah merupakan hubungan yang coba-coba, ternyata dari hubungan yang coba-coba malah terjebak di dalam danau kemesraan, sehingga kamu tidak mampu utuk keluar dari lekatnya air danau kemesraan yang aku persembahkan dengan tulus ke sisian hatimu. Kamu sekarang sudah selesai meja hijau, seperti itu sudah banyak aku lihat, banyak memanfaatkan cowoknya di saat mau sidang dan bila telah selesai sidang maka selasai juga hubungan.

Andai kamu bosan kita bisa stop dulu berjumpa, intropeksi diri kenapa harus putus? Jangan nampak kali kalau kamu hanya minta kembali saat yang lalu hanya ingin agar dapat di bantu dalam menyelesaikan meja hijau, agar dapat teman untuk kasana kemari menjumpai dosen pembimbing. Kalau hanya untuk membantu meja hijau, seharusnya kamu tidak perlu menggadaikan semua yang paling berharga di dirimu. “maaf! aku juga tidak tahan, tidak kuat kalau stop dulu bila tidak bertemu kamu dan kemarin itu aku benar-benar belum siap kamu tinggalkan”, Jingga menyela ucapanku.

Oooh…!! Jadi sekarang kamu sudah siap?? Sekarang malah aku yang tidak siap untuk di tinggalkan olehmu! Impas kan?
Waduh……..bosan banget. Enak kali dia ya, mengatakan demikian belum siap di tinggalkan oleh mu. Makanya dari kejadian yang pertama kenapa kamu mau kembalian lagi jadi kena kedua kali kan.
Iya, aku jatuh pada lobang yang sama, dan terluka pada luka yang sama, bosen dengar ceritaku ya?

Bukan, bosan lihat hubungan asmara kalian, sudah di kibulin juga masih sok lelaki sejati. Sok menjadikan dia sebagai ratu yang gimana gitu….
Saat itu aku lagi membawa tas berisi pakaian. Ya sudah, kalau itu sudah menjadi keputusanmu…Tidak ada lagi yang bisa mencegah keputusanmu. Dengan perlahan mengambil silet di dompet dan menyayat lengan kiriku di sisi luka sayatan yang pertama kembali. “ini adalah darah yang kedua kali pada permasalahan yang sama, pada luka yang sama pula. Aku juga sudah lelah selalu kamu perlakukan sedemikian rupa, kamu ternyata di sayang tidak tahu di sayang, di hargai tidak tahu menghargai.” Darah ini adalah darah keihklasan jiwa cinta dalam menerima dan mencintai jiwamu, kamu tahu darah keihklsan jiwa cinta? Sampai kapanpun dan dimanapun kamu tidak akan tahu apa itu darah keihklasan jiwa.
Darah segar terus mengucur dari lengan kiri tanganku dan semakin membengkak, Jingga bingung, tiba-tiba tanganya menampar pipiku dengan pelan, kok melakukan hal itu lagi?

Darah Menangis Pergi Terisak



Cakrawala kehidupan terus bernyayi dan berlanjut, entah berapa uang telah aku habiskan untuk sekedar mencari cara untuk menghilangkan prahara kehidupanku, setelah tidak berada di depan computer lagi, kembali seluruh sendi-sendiku terasa ingin lepas dan nyeri bagai tertusuk berjuta-juta jarum kematian, debaran hatiku juga tidak pernah beraturan, seluruh kenangan kembali melintas manja bersanding ranumnya awan-awan tipis membuat teriris kembali darah dan air mataku, pertanyaan yang selalu tidak pernah absent dalam benakku adalah mengapa dia lakukan ini kepadaku?

Apa dirinya sengaja menjauh, apakah cintanya tidak merasakan betapa pahitnya kejadian ini, apakah rindang matanya telah menemukan laki-laki yang terbaik untuk sandaran hatinya yang baru? Sedang apakah dirinya, dimanakah dirinya, sehatkah dirinya, sudah makankah dirinya, bagaimana hari-harinya, apakah tidak ada kendala di setiap dirinya berjalan dan menyeberang jalan, jalan-jalan dengan siapakah dirinya saat ini, apakah dirinya sangat tersenyum setelah kejadian ini? Ataukah memang jiwa cintanya telah hilang tanpa berbekas kepadaku? Begitu jauhnya kelarutan pengembaraan naluriku dalam pertanyaan, hingga sekajab matapun tidak dapat terpejam, berbaring lalu duduk, duduk lalu berbaring kembali, berbaring lalu duduk dan berdiri, berdiri kemudian duduk dan berbaring kembali, lalu berdiri dan meremas kepala yang kian mendenyut. Nyanyian nyaring para ayam jantan mengisyaratkan akan segera datangnya mentari pagi yang segera akan menyinari rerumputan rindu di sekitarku yang telah tertimbun ganasnya embun malam, namun begitu perkasanya mentari tidak mampu menyinari dan menghancurkan timbunan embun yang telah menjadi beku dan kaku sedingin es kutub utara di rerumputan asmara di bilik reot dan tua hatiku.

Sekejap mata belum ada tertidur namun aku telah bergegas untuk mencurahkan kembali gerah dan panasnya perasaanku, kembali aku membuka room dan secepat itu pula jiwaku kembali melayang ke dalam room cew_badung, 29 September 06 dengan mata yang pedas aku terus berusaha mengusik semua yang ada di dunia maya.
Pagi jelang siang! Mengganggu apa tidak nih?
Asl plaese….yupz tentu tidak, memang kenapa?
Ichoet 30 male, kalau tidak mengganggu bisa aku minta pendapat, saran, petunjuk ataupun sejenis kata-kata yang dapat di jadikan sebuah renungan.
Bisa saja asal jangan minta pendapatan, soalnya aku belum kerja
Hehehe lucu kamu ya! Tidak mungkin lagee aku minta pendapatan kamu. Andai kamu sudah kerja mana mungkin juga kamu mau memberikan pendapatanmu ke aku, emang kita ada hubungan apa?
Kaleee aja, mana tahu kamu salah seorang pakir miskin, jadi ya sambil beramal githo. Ahah….
Lincah juga lidah kamu mencocor neeh, memang bibir nomor berapa tuh yang bicara? Asl please… Untuk apa? Perlu banget…
Ya mana tahu cocok kan bisa nyambung.
Nyambung-nyambung memangnya apa di sambung-sambung tali kalee? 25- f- Medan.
Kuliah atau kerja?
Ampuuun! Kamu seperti wartawan saja dech, kuliah di salah satu universitas yang terletak di dr. Mansyur, fisipol. Apa lagi tanyai saja terus, selagi aku masih ingin menjawabnya.

Tidak ada lagi sudah habizz itu saja deh, takut minta pendapat dari kamu nanti bukan pendapat yang aku dapat tetapi ceramah sosial dan politik, maleeessssss banget tahu!
Iya, kalau cerita tentang hal itu memangnya kenapa, kenapa dan kenapa? Kamu tidak suka cerita sospol Negara ini? Kalau begitu cabut sana!

Eeeee goggul gito banget seeh. Kok di cabut kan belum di masuk kan?
Ngeres kamu ya, bersihkan hati dan pikiran kamu biar mudah mati dan perjalanan hidup kamu.
Aku tidak ngeres hanya sedikit ngeles saja, rem-rem sedikit remi. Mau minta pendapat apa mau cari berantem?
Mencari dua-duanya.
Anak-anak kalee kamu, usia 30 tahun masih seperti anak-anak.
Wah…tidak ingat apa kata mantan Presiden Bill Clinton terkadang kita merindukan masa anak-anak kita kembali, yang hari-harinya tiada beban, tidak memikirkan apa yang akan terjadi esok, yang terpenting bagi seorang anak-anak masih bisa bermain dan bercanda tawa.

Saat anak-anak kamu suram dan tragis ya?
May be! Terasa suram dan menakutkan.
Pantesan!! Kasian banget…
Ok deach aku serius ingin minta pendapat kamu nih. “naif tidak kalau di putuskan dengan seorang gadis kita mengelurkan darah sebagai rasa ikhlas untuk di tinggalkan”?

Apa? Kenapa bertanya itu? Kamu terlibat ya.
Tidak ada terlibat we are good cipil and cipil never die.
Bodoh! bego maksudnya kamu yang melakukan demikian sok banget kamu. Lebih baik darah kamu curahkan kepada Negara dan Bangsa ini. Melalui pmi. Ach sory con.
Kenapa?

Ya selain butiran darah ga masuk kategori karena darahku sangat sedikit, lagi pula coba saja renungkan pada Negara dan Bangsa ini.
Maksud lho...
Rasanya bukan darah saja deh yang telah di persembahkan kepada Negara dan Bangsa ini, sudah semuanya, dan hal itu sudah terjadi dari zaman batu.
Jadi intinya kamu membangkitkan apa yang telah kamu dan nenek moyang berikan?

Wadddduh! Renungkan entar saja dahulu baru berkomentar atau biar aku papar kan? Kamu pernah lihat dan rasa kan bagaimana rakyat kecil hidup di negara ini? Pernahkah kamu secara langsung ikut dalam membuat kebijakan-kebijakan Negara ini bagi rakyatnya? Pernahkah terpikirkan olehmu bagaimana sulitnya mencari kehidupan di Negara ini? Jangankan mencari kehidupan yang layak, mencari pekerjaan aja sulitnya minta ampun. Pernahkah kamu merasakan sulitnya mendapat persamaan hak di Negara ini? Kamu jangan mengganggap hidup di Negara ini bagai hidup di negara-negara mimpi, hanya mungkin karena kamu mendapat warisan dari kehidupan orang tuamu!

Semua kebijakan negara inikan merupakan sebuah proses ke arah yang lebih baik dan ke arah yang lebih sempurna. Yang namanya sebuah proses sudah di pastikan memerlukan ruang waktu dalam mewujudkan semua itu.


Kamu termakan isu politik atau kamu sepertinya baru memasuki kanca perpolitikan? sudahkah kamu melihat beberapa dasawarsa hal itu terjadi? Adakah sebuah perubahan yang perlu di banggakan?
Iya, aku faham, aku ngerti.

Aku saja yang telah bergumul di kanca perpolitikan sejak usia 10 tahun belum berani mangatakan bahwa aku faham akan percaturan perpolitikan di Negara ini, akan tetapi kamu cepat kalee katakan faham sedangkan aku saja tidak faham-faham.
Maksud dari yang kamu kata kan tadi aku faham. Artinya: kebijakan yang dibuat oleh Negara dan Bangsa ini dalam menuju proses kesempurnaan tetapi meninggalkan luka dan coreng hitam kepada kalangan rakyat bawah, begitu kan?
Tidak tahu juga, soalnya kamu yang lebih faham, makanya tadi aku katakan tidak faham. Hehehe….

Ok. Ingat ga kamu ada sebuah kata bijak yang syarat dengan waktu “jangan tanyakan apa yang telah Negara berikan padamu tetapi tanyakanlah apa yang telah kamu berikan kepada Negara dan bangsa ini”
Ah…itu kata- kata yang sudah usang. Kenapa aku katakan sudah usang? Kerena kata-kata tersebut, rakyat berpikiran selalu menerima apapun yang di lakukan oleh pembuat kebijakan walau harkat dan martabatnya di injak-injak oleh pembuat kebijakan di negara ini. Semua pembuat kebijakan selalu meninggalkan norma-norma yang bertentangan akan pandangan hidup negara ini. Kalau aku lebih setuju kalimat itu diganti dengan “jangan tanyakan apa yang telah di berikan rakyat kepada negara dan bangsa ini, akan tetapi tanyakanlah apa yang telah di berikan dan di persembahkan negara dan bangsa ini kepada rakyatnya.

Kamu jangan memutar balikkan fakta dong. Bahaya entar kamu, kamu dapat dikatakan berindikasi melakukan tindakan makar.
Nah! Di sinilah terkadang sebuah egomonis terhadap sebuah inspiratif, sebuah perubahan tidak mengambil hikmanya akan tetapi lebih mengambil nilai sisi gelapnya, siapa yang memutar balikkan fakta? Bila kita mencerna secara arif dan lebih dewasa secara luas, secara tiga dimensi ada benarnya. Renungkan! Sebenarnya pembuat kebijakan di negara ini melayani rakyat atau dilayani? Di negara ini rakyatlah yang melayani pembuat kebijakan.

Di mana letak kebenarannya? Kalau yang kamu katakan itu sama saja faham sosialis sedangkan kita tidak berfaham demikian.
Kita lihat saja mulai nenek moyang kita sampai sekarang, kelaparan, nyawa, darah dan air mata, pikiran dan tenaga telah mereka persembahkan namun apa yang mereka dapatkan dari negara dan pembuat kebijakan di negara ini? Mereka mendapatkan tekanan berupa penggusuran, yang sama sekali tidak mencerminkan etika sebuah Negara kesatuan, yang katanya berdasarkan pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab, musyawarah dalam mufakat, Negara ketuhanan tetapi kenyataaan yang ada bagaimana? Semua meluluh lantak kan jiwa. Semua anggar punya kuasa, semua anggar punya kebijakan, semua anggar memiliki derajat yang paling tinggi, hanya karena memakai pakaian yang bertirai ketidak beradapan.
Contohnya?

Apa yang di dapat para pejuang kemerdekaan dan nenek moyang kita, padahal mereka telah persembahkan seluruh hidup dan matinya buat negara ini. Apa yang mereka dan rakyat ini dapatkan setelah merelakan nyawa, kehilangan keluarga yang di cintai, kehilangan anggota tubuh, yang telah membayar pajak? Mereka harus bertahan hidup dengan mengandalkan belas kasihan, menumpang-menumpang, ada pun perumahan setiap hari selalu terkena penggusuran secara paksa walau berdalih telah diadakan pembicaraan secara persuasive dan mendahulu kan pendekatan dan kompromi secara kekelurgaan. Bila di Tanya kepada pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan di Negara ini mengapa dana yang ada di Negara ini tidak di berikan kepada orang yang paling membutuhkan, dengan mudah pembuat kebijakan masih ada lagi yang lebih penting dari semua itu. Akan tetapi kalau dana tersebut di minta untuk perbaikan hidup bagi pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan cepat-cepat di setujuin dan mengatakan itu hal yang sangat benar.

Apakah pantas negara dan pembuat kebijakan melakukan hal yang demikian itu? Aku rasa sangat tidak pantas, tidak bermoral sebuah Negara yang berazaskan pancasila setiap melakukan kebijakan meninggalkan rasa cinta jiwa sesama. Namun karena sudah terpatri semboyan tersebut di atas maka mereka tetap terima perlakuan yang tidak mencerminkan Pancasila tersebut, Negara ini adalah Negara yang memiliki dasar Negara yang paling sempurna di dunia, namun pelaksanaan saja yang tidak mengetahuinya, mengetahui bahwa dasar Negara ini di lahirkan atas nama cinta jiwa rakyat Indonesia.
Mengasut neh?

Nah, ternyata kamu juga memeliki pikiran yang dangkal dan sempit, kalau kamu berpikiran yang demikian bagaimana Negara ini mencapai sebuah perubahan yang hakiki. Generasi dan bangsa yang beradab dan bermartabat adalah generasi dan bangsa yang ingat dan memperlakukan sebaik-baiknya para pejuang dan para pahlawan. Ingat itu! Ini masih dari sisi para pejuang, belum yang lain karena setiap individu di Negara ini adalah seorang pejuang akan tetapi apakah pejuang untuk sesama atau untuk pribadi atau golongan, itu masih di dalam sebuah tirani kemunafikan.
Kalau itu memang pernah dengar.
Jangan hanya dengar dong, resapin dan cari makna yang tersembunyi dalam kalimat tersebut.

Sambungan .....

Mati ajalah wak, ternyata bisa juga kamu buat kata-kata indah. Buatkan aku satu wak!
Malasssss! ga menarik lagi buat kata-kata indah buat kamu habisnya cerewet, bawel, bagai inang-inang dipajak jualan monja banget.
Kelewatan kamu nih, entah apa saja yang kamu bilang, yang neneklah, yang cerewetlah, aku piting nanti kamu ya. Entar aku ludahi wajah kamu yang jelek itu baru nyaok, terpincut entar kamu kena aroma liurku.hahah…
Silahkan saja ludahi emang aku pikirin, di piting kamu juga boleh, memang takut! Habis piting-pitingan, kita main ya?

Main apa? Main catur.
Jangan bodoh kale kenapa masa main catur yang asik-asik dong! Mimpi kalee yee…
Samudera bernodakan setitik darah……Mentari sinarkan amarah……Camar tersenyum indah berlari menghadang ganasnya gelombang..…Menuju persinggahan tahta dinginnya malam, terhempas pada pelupuk mata penakluk jiwa….
Berobat wak! Jangan sampai berkurang jumlah penduduk Indonesia, dan buat penuh rumah sakit jiwa jadi memberatkan Negara entar buat sediakan makanan. ga berbobot kata-kata indahnya aku juga bisa.
Cakrawala memutar senja….Senja di nanti para pesona, pesona mati menelan asmara…Asmara lari entah kemana. Eh…eh…Weeeeeeeek!
Ngejek kamu ya? Kali urang banget lo
Iya, kenapa? Mau marah? Marah saja sana memang gue pikirin. Tidaklah cozzzzz.
Teruskan saja apa mau kamu, apa kehendak perut dan udel kamu, hehehhe
Aku teropsesi banget ml dengan kamu.
Ml saja sama kambing dibilang dari tadi, kok ga ngah seeh?
Wak! Aku nagntuk ni…udahan kita ya. Mau istirahat dulu.

Ok terima kasih atas waktunya. Boleh aku tahu nama kamu dan meminta saran kamu?
Iya kalau aku bilang berusahalah tabah arif dan bijaksana dalam menanggapi masalah kamu, sesuatu itu sudah ada atura-aturan mainnya. Ranting-ranting takdir yang sudah di tentu kan oleh penentunya, tanpa dapat di ubah walau sudah berjuang dengan mati-matian. Penilaian aku terhadap kamu, walau kita tidak pernah bertemu. Kamu termasuk laki-laki idiot di zaman ini sudah tahu di sakiti masih memegang teguh bersihnya ketulusan hati dan cinta yang bermuara terhadap perasaan! Basi wak, makan itu hati! Akan tetapi dari hati aku yang mungkin kadar persentasenya sangat kecil berjuang terus untuk menggapai indahnya mahligai cinta bersamanya. Percayalah dan nyakinlah Jinggamu juga memikirkan, merindukan juga menantikan dirimu bahkan lebih besar atas penantian jiwamu. Ingat saja nama ku Insa

Terima kasih
Dan ketahuilah, bahwa aku bukan cewek yang memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Sejujurnya aku berkelamin ganda alias banci, kasssssssian dech wak udin. Tertipu!! Namun aku jujur, aku sangat tertarik pada sikap kamu. By.
Pantek kuda, ekor kambing!! Memang kandang kuda, pantas gila githo. Aku terdiam namun hatiku masih bertanya-tanya, apakah dia benar-benar banci atau tidak, biarlah tertimbun pada kusutnya rahasia alam.

Monday, April 6, 2009

Monday, April 6, 2009

Aku juga tidak suka di duain, sifat aku cuek, pacaran lebih suka berantam, angkuh, egois, bila pacaran tidak suka jarak jauh. Setelah berkata dan menyumpai kamu apa tanggapan ke dia? Ya aku hanya bisa diam. Begitu kejamnya perkataan dan sumpah pacarnya tersebut tetapi stj diam saja dan tidak mau memutuskannya, tetapi kenapa dengan aku yang tidak pernah menyumpainya sedemikian dan begitu menghargai, begitu menyayangi, begitu perhatian, begitu mengahalalkan semua cara yang tidak bertentagan dengan norma untuk memberikan kebahagian tetapi kok malah selalu dia sakiti dan kurang terima?

Aku terus memberi dia semangat dan kenyakinan, sekaligus mejelaskan bukti nyata dari sumpah tersebut, ibu aku juga kena sumpah demikian, namun semua itu bisa di hilang kan dan tidak bisa terjadi bila pasangan tersebut saling sabar dan saling mencintai dengan tulus dan putihnya kasih sayang. Aku akan pertaruhkan segalanya walaupun nyawaku sebagai tumbalnya untuk menggagalkan sumpah itu, percayalah aku tetap disisimu apapun yang akan terjadi kelak. Percayalah aku tidak dan tidak akan pernah meninggalkanmu walau sedetikpun. Ingatlah itu sumpahku yang di saksikan ribuan taburan bintang di sana sambil menunjuk ke angkasa!!
Kalau cewek memang maunya di mengerti kan ada lagunya karena wanita ingin di mengerti ada band, lalu...

Ya kalau masalah mengerti akan hati perempuan, sepertinya semua itu sudah aku lakukan mungkin sangat mengertipun sehingga mungkin menimbulkan kebosanan karena sedetikpun jiwaku tidak pernah berhenti memberikan perhatian tetapi Jingga tidak merasa kalau mengertinya diriku kepadanya sebagai rasa ketulusan kasih sayang yang dalam kepadanya. Ternyata dia dengan eks nya berhubungan sudah enam bulan, dengan pelan stj menyambung pembicarannya, aku juga kalau pacaran tidak pernah lama, yang paling lama ya dengan dia karena aku juga pembosan orang ya. Waktu berhubungan dengan dia sering ke kostnya, ngapain saja? Ya tidak ada hanya cerita-cerita saja, makan sama, canda tawa, tidur-tiduran.

Munafik dia itu, di kost laki-laki berduaan di kamar masa hanya cerita-cerita saja. Mustahil!
Aku tidak tahu, terserah kepadanya mau berbohong juga tidak apa-apa, mau jujur juga haknya. Aku kan laki-laki yang sangat mudah di bohongi, di kadalin, di hina dan di injak-injak harkat jiwaku. Aku terima saja karena terpikir olehku kalau memang jiwa tulus mencintainya bagaimanapun bentuknya akan berusaha tetap memberikan yang terbaik.
Ayoo dong wak kita peraktekkan bagaimana ciuman yang hangat dan dalam, aku pengen nih!
Crotttttt…….crott…..sompret praktekkan saja sama kambing, lebih syahdu tuh. Bayangkan dulu bibir kambing, coba bayangkan!

Sudah aku bayangkan…
Sudah di bayangkan, lakukanlah sedot terus birkam, ach….
Ach…tidak enak bau, selama pasang dua pernah tidak ketahuan?
Tidak pernah, selama tiga bulan karena kami memakai zona aman bila ingin kencan.
Seperti perang saja pakai zona aman! Tetapi kan kamu yang mengatakan tadi bagai kudeta ya harus dong biar aman gitu. Zona kami kencan di beberapa bisokop, di mall, beberapa kampus, lokasi live musik pada salah satu hotel yang sangat terkenal di kota ini. Banyak lagi hampir diseluruh sexynya geliat tubuh kota belatung ini, liuk-liuk sudut kota ini telah kami ukir pada satu kenangan yang sangat indah, sangat manis dan menegangkan.

Jadi saat dia kencan dengan pacarnya kamu tidak merasa di permainkan, tidak merasa di rendahkan, tidak merasa bahwa hatimu dan tahta cintamu lagi terjerumus pada tiga dimensi hati yang sewaktu-waktu dapat saja merusak dan memporak-porandakan salah satu sisi hati kamu?
Tidak. Sedikit pun aku tidak berpikiran demikian karena yang terpikirkan olehku saat itu hanya menginginkan bagaimana aku mendapatkan sedikit celah di hatinya, lagi pula yang namanya posisi selingkuhan atau posisi yang kedua memang begitu, kan tidak ada selingkuhan yang terbebani melihat pacarnya kencan dengan pacar pertamanya. Ya sabar anteng-anteng saja. Memang sih beberapa saat kemudian di hatiku, mulai ada rasa perih, tahta cintaku seakan mulai oleng teriris rasa cemburu yang begitu menyentak lamunan impian dan alam hanyalku paling dalam.
Masa dalam begitu lama tidak ketahuan sih.
Benar!! Tidak ketahuan memang pacarnya mulai ada kecurigaan ke aku, karena rupanya pacarnya juga teman yang dirental. Terpikir olehku kalau demikian pasti mengenal dia juga akan tetapi belum tahu pastinya karena memang aku juga tidak begitu kenal baik dengan pacarnya dan belum pernah jumpa hanya bisa dengar namanya disebut-sebut. Kita sebut saja namanya Bigo.

Oh...wak udin pagar makan rumah ya. Kejam kali kamu, tidak punya perasaan, bagaimana kalau hal tersebut menimpah pada hubungan asmaramu?
Tersenyum bukan karena aku bangga bisa merengkuh jiwa cintanya, akan tetapi kenapa setiap dalam mencintai harus di pertemukan dengan gadis yang sudah memiliki pacar. Itu yang menjadikan senyum lucu, kamu tahu kan senyum lucu? Habis senyum di sambung kekeh. Sohib dirental juga sudah memberi wanti-wanti, kita sebut saja namanya Debu “aku tidak mau tahu kalau nanti terjadi apa-apa ya” Kamu teman aku, Bigo juga teman aku tetapi aku kurang cocok sama dia, sombong tinggi diri. Akan tetapi, aku mengerti ini adalah masalah hatinya jiwa, jadi teman ya teman, masalah hati dan jiwa ya perjuangkan masing-masing, benar ga bos! Aku tidak menyangka Debu sangat mendukung. Aku juga kurang setuju sama dia, tinggi kali gayanya, tahunya aku bagaimana dia di kampungnya. Lagi pula suka main kan anak gadis orang. Kata gaulnya BK. Tetapi kalianlah itu pusingpun jadinya memikirkan perseteruan asmara kalian.

Maksudnya perkataan teman kamu?
Ternyata sobat aku juga sudah di interogasi oleh Bigo akan tetapi dasar Debu teman sohib jadi tidak bilang apa-apa malah tetap merahasiakan hubungan kami dan namaku. Bigo juga sebenarnya sudah ada feelling bahwa pacarnya lagi dekat denganku namun Bigo belum bisa dapat memastikan dan belum ada sebuah bukti yang dapat menguatkan akan kecurigaannya itu.
Pernah kalian bertiga bertemu walau belum mengetahui satu sama lain?
Sebelumnya memang aku belum pernah jumpa dan kenal sama Bigo, tetapi tidak tahu kalau dia kenal aku dari mana, memang kami satu kampus, dan aku di kampus memang terkenal sebagai pemberontak ketidak benaran kebijakan birokrasi kampus. Memang aku kurang akrab dengannya, aku lihat saja mereka dari rental, karena aku lihatin terus Jingga gelisah ada rasa tidak enak, ada rasa serba salah, ada rasa menghianati namun sekali-kali Jingga tersenyum dan mengerlingkan mata kepadaku yang kemungkinan itu merupakan sebuah isyarat agar jiwaku damai-damai saja.

Lima menit setelah mereka pergi entah kemana, setelah mereka hilang di telan jalanan, habizzz dech aku di ejekin, diledekin, di kunyel-kunyel teman-teman di rental. Ada yang cengengesan nih yee, awas gila lagi, jangan lihat kalilah cing…entar stress lagi. ahahah kasian dech kamu. hahaha… sehingga sesaat di rental tersebut penuh dengan canda tawa namun kucuran keringat panas dingin dalam tubuhku ternyata gerah hingga air keluar dari pori-pori karena di ledekin. Serasa makan cabai rawit saat itu semua wajah memerah. Emangnya enak jadi orang kedua, rasain lo coy! Hara terus ngeledekin.
Jadi stj kamu gimana?
Sepertinya dia mulai jaga jarak, secara halus agar tidak mencolok kali, ternyata dirinya begitu ahli dalam menutupi hubungan kami. Scienstis dalam memposisikan penemuan hati kepadaku membuat dia dapat hadiah nobel berbohong kali yee.
Salut!!

Pada senja yang mulai temaram mereka duduk-duduk di depan rental menghadap kejalan sambil minum-minuman dingin, pernah juga di tawarin pacarnya minum sama, aku terima saja karena dia langsung mesan tiga minuman dingin, ya kami bertiga duduk membentuk tiga sudut, bila di gambarkan dengan diagram, maka akan berbentuk sebuah kerucut tiga dimensi, hatiku hanya berguman sambil meneguk minuman yang telah di pesan, ya mata sendu bumi! kenapa aku terima tawarannya untuk minum di dekat mereka. Aku tetap memberikan daya rileksasi pada raut wajahku, agar tidak kelihatan bahwa jiwa dan emosianal sentimental perasaanku mulai cemburu, dengan senyum-senyum saja mengenang hubungan dan kejadian tersebut, begitu juga teman-teman yang ada di rental computer semua pada bicara kuat-kuat sambil ngeles-ngeles begitu. Tidak terkecuali si Hara yang memang gayanya bagai laki-laki dan mempunyai suara paling ceblos dan besar.

Persis bagai sinetron bah..! sudah mengada-ngada kamu nih wak, kalau mau jadi artis jangan gila dulu dong. Pamali atu kata urang Bandung.
Ya ampun, siapa sih yang gila jadi artis “opsesi jadi pawang cinta jiwa tujuh samudera memang benar” ach...tidak kebayang m’bok. Jika boleh bertanya andai kamu mendapatkan posisi demikian apa yang kamu lakukan nek?
Wah tidak kebayang, bingung juga. Asik kali ya dapat dan berada pada dua laki-laki yang mempunyai perbedaan karakteristik. Yang masing-masing mengeluarkan jurus-jurus maut (jurus-jurus ular sanca dan anaconda), mengeluarkan daya fitalitas, mengeluarkan segenap kemampuan penebar karismatik dan keluwesan. ahah...

Setelah aku jadian dengannya memang aku selalu di godain, Jingga selalu mengatakan “kamu ya pasti menanglah dalam pertarungan tiga dimensi hati ini habiszzz kamu ular, ularnya bukan kecil tapi ular anaconda”! Hehehhe….canda tahu, tegasnya. Akan tetapi kamu terkapar dengan deru nafas yang saling kejar mengejar kan? Iya iyyalah orang kamu memang penggombal…

Kalau kamu ya asik aja orang rakus, cantik-cantik rakus…tahu ga rakus? Raksasa kurus.
Biar saja, kamu tidak minta keputusan dari dia tentang bagaimana hubungan kamu?
Ada sih, akan tetapi masih kelihatan di keningnya bahwa rasa bingung belum dapat diatasinya. Sabar ya! Aku masih dalam menimbang-nimbang untuk memahami sebuah keputusan yang terbaik untuk kita.
Ribet banget atau kamu ingin mainin dia...

Apa memang kamu atau setiap perempuan di bumi ini sama ya bila memahami seorang lelaki? Sedikit-sedikit ingin mainin, sedikit-sedikit mainin, mainin kok sedikit. Perasaan khawatir dan ketakutan begitu kental di dalam ucapannya, sebuah kata yang tidak akan pernah aku lupa bisa jadi sampai jiwa dan raga ini menyatu ke dalam gelamnya bumi, “nanti setelah aku putusin Bigo dan memilih kamu ternyata aku kamu tinggalkan”? Tidak mungkin meninggalkan kamu, percayalah akan janji matiku, aku sangat memahami perasaan dan kegalauan hatimu akan keputusan yang akan kelak diambil, namun aku tidak bisa janji tetapi akan memberi bukti yang akan aku persembahkan kepada cinta jiwamu, sehingga jiwamu tidak akan mampu menerima dan menampung betapa besar dan kekarnya kesungguhan jiwaku terhadapmu, memang terlalu dini aku mengatakan bahwa rasa sayang cinta jiwa ini teramat sangat padamu. Selang beberapa hari dari ucapan tersebut kami jjs, pada saat duduk-duduk di teras salah satu kampus menghadap salah satu hotel, Bigo nelepon, dari pembicaraan meraka aku bisa mengambil kesimpulan bahwa masalah mereka sudah memuncak sudah sampai zona tempur. Dari suara yang keluar dari hp Jingga, Bigo mengatakan, “Aku sudah tahu kamu selingkuh, kamu menghianati cinta kita, kamu sudah menikam jantungku tanpa ada isu-isu asmara di antara kita” dibalas dengan garang oleh Jingga “aku apa kamu yang lebih dahulu menghianati cinta dan kesetiaanku selama ini?? Sudahlah siapa orangnya yang berani main belakang dengan aku? Awalnya Jingga tidak ingin menjawab panggilan dari hand phonenya. Sudah angkat saja, Percayalah tidak akan terjadi apa-apa, bila ada timbul masalah kita bicarakan baik-baik jangan kita tinggalkan, ciri-ciri sebuah masalah adalah bila kita tinggalkan masalah tersebut yang mengejar kita. Apa mau terus di kejar-kejar masalah? Tegasku

Angkat telepon apa ngangkat orangnya?
Dua-dua kale ya, mencermati pembicaraan mereka Bigo marah sekali, sangat marah, dimana ni? Mau tahu saja dimana, memangnya kenapa ya suka aku mau di mana, (memang Jingga kalau sudah marah dan datang garangnya demikian ya demikian) di Nomensen kenapa rupanya? Sama siapa? Mau tahu saja ya suka akulah sama siapa! Dalam hati aku, perang dech kacau nih. Mereka saling otot-ototan, “siapapun orangnya aku bunuh dia di depan kamu nanti ya, agar kamu mengetahui betapa sakitnya perlakuan ini” dengan garang seperti ular berjenis kelamin perempuan dangan tegas dan berdecis “enak saja mau membunuh anak orang, memang apa hak kamu seenaknya menghilangkan nyawa orang” udalah malas pun aku membahasnya, kita putus saja!! Jingga langsung mematikan hpnya.
So what…

Ya sudah di pasti kan siapapun orangnya mendapat kejadian tersebut dan berbicara melalui seluler ya sudah pasti tidak puas, karena tidak merasa puas begitu, ya pacarnya berkali-kali berusaha menelpon, namun tidak di angkat dan kadang kali di matikan. Aku diam dan memandangi dia, sudahlah kita makan nih taro, sebenarnya aku juga sangat marah sekali karena dengar mau bunuh membunuh tersebut, aku lagi orangnya tidak bisa di tantang dan di sepelekan sama laki-laki, siapapun orangnya apapun pangkatnya aku layani, stjku tahu sekali itu karena pernah lihat aku marah-marah di salah satu instansi di ruang bendahara di saat menfollow up dana kepedulian sebuah kegiatan ilmiah kemahasiswan. Akan tetapi aku tetap berusaha memberikan kearifan bahwa semua pembicaraan yang telah di dengar merupakan sesuatu yang lumrah terjadi di dalam tiga dimensi tahta cinta.
Dengan demikian suasana yang ceria tidak berubah menjadi suasana yang buram dan kusut. Yang lebih mendasari keadaan pribadiku tetap tenang salah satunya karena jiwaku sangat menghargai Jingga sebagai kekasih akhirku sehingga lebih mengambil posisi diam dan terus makan makanan yang telah kami bawa.
Pacar kamu setelah mendapat terlepon tersebut bagaimana?

Jangan bilang pacar dulu dong, pada saat itu belum dapat dikatakan Jingga sebagai pacarku kalau selingkuhannya itu baru benar. ya khawatir, gelisah, dengan terus menyakinkan dia, begini saja agar tidak berlarut-larut semakin ribet dan tidak di teror terus menerus jumpa kan saja aku padanya. Mari kita selesai kan secara arif, dewasa dan kesatria. Semua ini terpulang kepadamu, kepada perasaan hati jiwa cintamu, sesuatu yang bisa kamu pegang bahwa aku dan dia tidak bisa memaksakan kehendak hati untuk tetap memiliki segenap indahnya kharismatik cintamu. Percayalah tidak akan terjadi apa-apa.
Arif ni yee…terjadi wak.
Terjadi! Lokasinya di salah satu café berbentuk joglo jalan hm Joni. Pada hari sabtu menjelang sore.
Tidak di shoting waktu itu wak.akkkaka...

Memang pembuatan film? Pertemuanpun terjadi, aku melihat di wajah Bigo ada rasa tidak puas juga tidak senang di saat telah bertemu tatap muka denganku, dari raut wajahnya mungkin berkata ternyata benar fellingku tentang orang yang telah merebut pacarnya.

Aku juga demikian teringat kata-kata mau membunuh rasanya ingin membela kepalanya. Namun sekali lagi karena sangat menghargai stj nirwanaku, aku hanya tersenyum. “kamu ya choet? Iya sory bertemu dalam suasana yang begini”
Berkelahi …

Ya enggak sampailah berkelahi damai-damai saja. Lagi pula jelek amat sih kalau masalah perempuan harus berkelahi. “aku orang yang kamu ingin bunuh”! Yang telah berani memacarin gadismu, yang telah berani main api dengan bidadarimu ini, aku pula laki-laki yang kamu ingin temui. Kamu menyanyangi dia, kamu mencintai dia, tetapi aku ragu kalau dia adalah belahan jiwa cintamu karena kamu telah selingkuh, akan tetapi aku juga sangat menyanyangi dia mungkin lebih jauh dari apa yang engkau berikan kepadanya, artinya kita berdua berada tepat pada satu relung ruang kalbu bidadari ini, namun posisi kita berdua saling berseberangan pada sisi yang berbeda. Aku tidak menyangka saja kamu lakukan, karena kita berteman tetapi kamu telah menikam jantungku dari belakang, Bigo berusaha menggambarkan kegalauan dan kekederannya kepadaku. Bigo ini masalah hati dan perasaan, masalah teman ya teman masalah hati jiwa cinta perjuangkan masing-masing, kita memiliki kharisma tersendiri yang nantinya hanya dia yang dapat memberikan keputusan akan kemana hati dan cintanya bersandar, dan keputusannya aku berharap kita dapat menghargaai dan menerima secara ikhlas tanpa ada yang merasa terhianati. Bagaimana apa kamu setuju solusi yang aku berikan? Ya! Aku setuju memang hanya solusi itu yang dapat menyelesaikan hubungan kotor ini.
Pagar makan rumah dan perabotan nih.

Sekali lagi sejujurnya, ini masalah hati dan perasaan, masalah kasih sayang dan perhatian sekaligus masalah kepercayaan dalam melindungi pasangan, masalah menghargai seorang kekasih belahan jiwa cinta kita, tidak ada pautanya dengan apa-apa. Kita berdua juga tidak bisa memutuskan dan memaksa dia untuk menerima cinta kita, sekali lagi ini masalah hati dan perasaan. Jadi biarkan dia yang memutuskan dengan sendirinya tanpa ada tekanan dari kita, bagaimana?

Apa jawabanya pacarnya tersebut. Sepertinya kamu teramat sangat nyakin ya, terhadap kharismatik cintamu dan kasih sayangmu telah berakar dan mulai berbunga di hati cewek tersebut?
Bigo deal, akhirnya diputuskan tetapi masih ada keraguan di wajah Jingga, sehingga keputusan tidak di ambil di depanku, mungkin tidak enak di depanku. Kami berdua juga sangat faham bahwa sebuah keputusan yang akan di ambil akan melukai salah satu hati dari kami. Bisa saja sisi jiwa cintaku yang akan hancur, bisa jadi pacarnya yaitu Bigo, semua masih dalam keadaan di balik sebuah tirai mahkota hasrat penilaian.
Lho kok begitu, artinya stj tidak dalam satu komitmant dong?

Stjku meminta ruang waktu untuk membicarakannya berdua, akhirnya mereka balik ke kost di belakang rental, dan ternyata di rental dan di kost – kostsan Jingga sudah banyak yang mengetahui bahwa telah terjadi pertemuan tiga dimensi cinta, aku langsung menuju Capital Buillding duduk di trotoar menantinya.

Lama menunggu di Capital?
Lumayan lama juga, aku pasrah saja atas putusannya apakah hatinya akan bersandar pada relung hatiku atau tidak, sekali-sekali aku misscall Jingga untuk membuyarkan pertemuan mereka. Namun ada sedikit kenyakinan bahwa aku akan memenangkan petarungan cakrawala dunia asmara dan mendapatkan cintanya. Dimana saat bergadang di warkop waktu itu kami sudah menginap di salah satu hotel di kota belatung ini.

Ayooo…ayooooooo!!
Habis curhatan di warkop sudirman telah menunjuk kan diatas pukul 01.23 wib. Karena sudah bosan duduk dan mau buang air kerjaanya kami memutuskan untuk berjalan menelusurin seluruh lorong-lorong jalanan kota medan sambil menunggu pagi karena mau pulang ke kost tidak ada kunci. Jalan – jalan tubuh sexy kota medan kami telusurin pelan-pelan dengan jalan kaki, sambil bergandeng tangan canda terbahak-bahak seperti tiada beban, sepertinya Jingga tidak merasa lelah, sekali-sekali aku kecup tanganya dan keningnya. waktu itu saksi bisunya ada yaitu sandal dan sepatu kami hancur dua-duanya, terkadang kala tukang-tukang becak ada yang usil, pak polisi juga terkadang hanya memandangi kami berdua, dari hal ini juga aku dapat memberikan bukti nyata bahwa kotaku adalah kota yang paling aman, semua berkat pak polisi. Heheh. Entah apa yang ada di benak pak polisi karena melihat kami, ternyata sudah sangat jauh kami selusuri jalan-jalan gelap tubuh sexynya kota kelihatan stjku mulai kelelahan, bagaimana nih kita? Tidur dimana? Balik ke kost pasti itu tidak mungkin, kalau tidak kita nginap aja di hotel? Ya udah kita ambil uang dulu di ATM.

Sambil mencari ATM salah satu bank swasta saat itu kami jalan melewati tukang-tukang becak, dek jangan mau sama dia jalan bergandengan tiada tujuan seperti syair bung iwan itulah ocehan tukang becak tersebut, bagus sama abang naik becak. Mereka terbahak-bahak, setelah berada jauh dari abang–abang becak kami juga terpingkal-pingkal, gimana benar tuh apa yang di katakan oleh abang tukang becak, jalan dengan aku hanya bisa jalan kaki, dengan abang-abang itukan bisa naik becak. hehehh, enak saja, aku lebih bahagia jalan bersama kamu walau dengan jalan kaki. ATM dapat kami jumpai, sesaat kemudian kami sudah menuju salah satu hotel, setelah cek in kami langsung ke ruangan dan segera merebahkan tubuh. Kakiku keram! Aku pijitin kaki dan jari-jari kaki kamu, mau ya? Iya. Sembari memijitin kakinya perlahan Jingga terlelap, aku juga berusaha membaringkan tubuh di sisinya, pada saat itu stjku menggunakan celana jeans lea warna hitam. Tepat di wajahnya, aku terus memandangi wajahnya yang begitu cantik, sekali-kali membelai rambutnya, dan membelai dengan jemariku sekujur lika-liku wajahnya, Jingga menggeliat manja dan menghadapku, sambil berbisik “maafkan aku yang telah membuat jemari kakimu keram”, karena berbisik-bisik tersebut seketika tanganya memelukku, merasa tidak ada batas lagi, akhirnya kami terbuai pada kisah yang terjadi di bukit lawang tanpa ada yang mengganggu.

Malam menjemput pagi dengan cepat meninggalkan jauh dan samarnya butiran embun seluruh tubuh penuh kejadian aneh pada diri kami berdua.

Gila kamu ya, akhirnya dia datang. Benar, Jinggaku turun dari salah satu angkot, langsung menemuiku dan langsung menarik tanganku “aku memilih bersandar di relung hati kamu” puas kan? Kamu Jangan tinggalkan aku ya, janji ya! Bila kamu menyakiti dan meninggalkanku, enggak tahu sakitnya perasaan dan jiwaku kelak dan aku akan sangat marah!! Terimah kasih ya bumi, engaku telah kabulkan doa-doaku. Mulai sore itu juga sumpah dan ikrar dalam hati bagaimana pun keadaannya, bagaimana pun Jingga memperlakukanku nantinya, aku akan tetap menjaga, memelihara kuntum-kuntum yang telah aku semaikan di jiwa cintanya, akan memberikan perhatian dan ketulusan kasih sayang melebihi segalanya.
Ahahah…pangeran kodok wak udin, kalau aku mau sama wak udin bagaimana?

Mohon aku diberi maaf, hatiku sudah teramat layu bagaikan mentari yang tidak memiliki perkasa sinarnya, kamu pasti tahu bagaimana bila mentari tidak memiliki sinarnya lagi kan? juga sudah tidak kepikiran tuh untuk mencari cinta yang lain, lain cerita kuliah di mana?
Ngapain kuliah tidak enak, lebih enak hura-hura.
Oooooooo……
Alunan manja biola mengalun begitu sendu……. Menyelami jiwa cinta dalam keraguan………Kasih hidup menikam laksana gemuruh.

Mulai datang gilanya…
Menghampa rindu timbulkan malu dalam rintihan kalbu jiwa cinta yang biru…!!
Ah…ah…kucing garong!
Bisikan kasta naluri tergantung hampa……Kehampaan menekan duka lara……Menghias kalut cerminan nestapa……Bahtera alam menangis nafas darah cinta dalam pelukan asmara…ah…ah…

Tiga Dimensi Ruang Sisian Cinta



Kalau play boy tidak mungkin dong aku menangis karena perempuan. Masa dalam waktu yang singkat, kamu sudah gaet cewek lagi.

Karena wajahnya itu lho! Jangankan aku, biar kamu tahu gimana wajahnya aku buat deh ibaratnya, harimau saja bila melihatnya bisa tentram dan mungkin tertidur di pangkuannya. Bila mentari beradu dengan matanya pasti sinar mentari segera meredup malu, begitu juga rembulan, bila menatap kesexian senyumnya, aku nyakin rembulan serasa tertutup gerhana total. Memang sebenarnya, aku akui kadaristik dalam mencintainya saat itu berada leval tiga puluh persen bahwa pada saat itu dirinya masih ku anggap sebagai orang yang aku kasihi, aku tidak akan pernah munafik, wajarkan karena sifat hati emang demikian, tertutupi sebuah tirani. Namun seiring waktu, aku baru dapat memberikan kadaristik yang besar dan penuh kepada Jingga. Benerkah itu?
Saat itu aku ada di mana ya, kalau ada di situ kan enak bisa minta traktir juga.

Mana tahu kamu di mana, mungkin masih di kandang kambing. Masalah traktir bentar dech aku traktir secara khusus mau kan nek?
Jadi tersanjung nih. Aduh...aduh...…terbang dan terbang tinggiiiiiiiiii kaalee…

Capung kalee, capung–capung kecil bersayapkan pelangi.
Iya kalee… waktu dengar ucapan teman kamu bahwa dia sudah ada yang punya bagaimana?

Hati tidak mundur, semakin membara dan berjuang untuk mendapatkan sedikit lubang dan mencari celah di hatinya, bila telah dapat sedikit lubang di hatinya untuk menebarkan berjuta-juta benih-benih kuntum kasih sayang maka seiring dengan waktu akan aku jadi kan lubang besar yang di penuhi oleh kuntum-kuntum indahnya Teratai Jingga cinta. Kebenaran bahwa cinta dapat tumbuh pada pandangan pertama memang terbukti nek. Filosofinya karena adanya pandangan pertama yang saling menatap dan membaca pancaran relung mata masing-masing sehingga mengkoordinasikan darah ke relung hati dan menjadikan sebuah tekad dan kemampuan untuk membuktikan bahwa pandangan itu tidak salah untuk merangkul indahnya cinta gadis pesona senja.
Wak udin streesssss…

Dalam hati jiwa ini berikrar tetap bersaing untuk mendapatkan dan menggenggam jantung cintanya langsung biar tidak tanggung-tanggung, merangkul kasih sayangnya, dalam pelukan rimbunnya asmara gemerlap jutaan risau cemburu bintang-bintang. Mungkin inilah kelainan sifat yang ada pada jiwaku.
Apa tuh? Kelainan saraf ya, gila ya!
Sepertinya sangat lebih tertantang, lebih bersemangat, lebih agresif, lebih gila, lebih bernafsu untuk mendapatkan gadis yang sudah punya pacar. Pada mantan yang kedua juga begitu.
Kenapa demikian?

Ya ada rasa lebih menantang saja, seperti kita menaklukkan curam dan terjalnya berpuluh-puluh gunung, semakin curam dan terjal maka semakin tinggi teknik kemampuan dan adrenalin kita keluarkan agar dapat menaklukkan gunung tersebut, begitu juga pada seorang gadis aku lebih dapat mengetahui seberapa jauh, seberapa mampunya kebulatan tekad, seberapa besarnya kesabaran, seberapa besarnya kedewasaan dan kearifan, apakah termasuk lelaki yang lebih dia inginkan atau tidak sehingga dapat menunjukan apa yang tidak dimiliki sekaligus membuktikan bahwa merdunya alunan dan nyanyian hatiku lebih unggul dan nyaring dari pacarnya. Sehingga aku akan memberikan yang lebih dan lebih dari pada pacarnya. Aku pasti akan lebih mengutamakan kedewasaan, kesabaran, pemikiran yang positif perhatian yang penuh. Yang jelas kepribadian aku harus lebih dari apa yang ada di miliki pacarnya. Dan terasa lebih memuaskan dan lebih gregetan, dimana kita juga teropsesi memainkan peranan agar kita lebih dapat memberikan nuansa yang sangat berbeda.

PD banget wak udin jelek. woi…jelek..trik kamu kenalan dengan dia?
Memang sulap pakai trik? Aku hanya menawarkan diri saja, ingin bersahabat lebih jauh, sampai stj bilang sama teman aku saja ada yang lagi jomblo tuh! Aku bilang tidak mau aku mau sama kamu kok bukan sama temanmu yang lain. Dia hanya tersenyum. begitu indahnya sampai rembulan pun enggan memperlihatkan gemulai cahayanya untuk bersaing dengan gurihnya senyum yang terbias dari bibirnya eksotis tersebut, hingga panorama biru senyum gunung sinabung pada senja yang terlihat dari kost-kostsan tidak mampu bersanding dengan senyumnya, sudah ada yang punya ya? dia hanya diam. Pada saat di café di daerah jalan sm raja, dia di telepon pacarnya.
Heng...ing...eng...

Dari mana? Tanya “Hara”, dari dia dengan berisik. Ya jawab saja kenapa takut. Dari mimik mereka aku tahu apa yang mereka bicarakan.
What?
Demi allah aku sangat iri dengan suara dia menjawab telepon tersebut, mesra dan manja banget. Begitu berbeda dimana saat dia berada disisiku, selama kurang lebih empat tahun. Hampir tidak pernah aku mendengar kemanjaan seperti hilang di makan imez, bahagia sekali bisa mendapatkan dirinya, cantik, manja, mesra tidak usil, pendiam, super cuek, pembosan, angkuh, segala pernak-pernik sifat tersedia deh. Lagi makan di café sama teman kost di depan salah satu universitas di jalan sm. raja, kapan pulang ke medan? Seperti ada rasa kesal yang terpancar dari wajahnya. Kok begitu, aku kekeh saja, dari cowok kamu ya? Bukan Jingga yang menjawab tetapi Hara, ya iyyyalah! Siapa lagee kalau bukan dia, Sudahlah dia saja tidak mikirin kamu tetapi kamu mikirin dia sampe mau gila, dia enak-enak kan di kampung dengan selingkuhanya, eee kamu yang uring-uringan, ya sudah kita makan aja dulu makanan yang di beri sama dodol satu ini, hehehe..!!

Sudah dalam kelihatannya hubungan mereka ya wak!
Aku juga awalnya berasumsi seperti itu, tetapi teringatnya pada saat pacaran denganku dia tidak pernah manja sedemikian rupa. Sangat cuek dan selalu menunjukkan keras kepala dan tidak mau menunjukkan kalau dirinya tidak mampu jauh dengan aku.
Jadi dia tidak ada manja ke kamu saat berhubungan?

Tidak ada sama sekali, manja saat ada maunya aja, stj cuek bagai bebek, egois, angkuh mungkin juga sudah dalam berhubungan dengan pacarnya, apalagi romantis no wey, walau aku terus berusaha memberikan nuansa yang sangat romantis. Akan tetapi aku sangat percaya dan menyakinin bahwa dia tidak begitu. Dia suka dengan romatis, suka dengan yang indah-indah, namun mungkin dirinya hanya jaga imez agar dirinya tidak dianggap terlalu lebih mencintai atau aku saja yang merasa sangat dicintai, agar dia merasa bahwa jiwa cintaku saja yang sangat membutuhkan kehadirannya.
Setelah kamu dapatkan ciuman gimana rasanya perjuangan kamu buat dapat kan dia?

Wouw…semakin menggila. Ada secerca harapan yang menerobos masuk kecelah-celah pembaringan gairah darah yang sedang di lapisi tembok karang tujuh samudera nek.
Nah mulai lagi manggil nenek, kenapa?

Aku belum pernah rasa kan ciuman yang begitu hangat, liar, berlangsung lama dan dalam (ahlinya dia) tidak pernah aku dapatkan dari ex sebelumnya seindah ciuman sedemikian itu, aku hanya mampu berguman kala itu ternyata dia memiliki pengalaman tingkat tinggi soal long kiss love.
Kalau sudah begitu memang sudah pengalaman dong dia, wah ketinggalan kamu wak! Dapat sisa-sisa nih?

Bisa jadi bisa tidak, karana aku hanya bisa percaya kepada semua yang telah dia ucapakan, yang membuat aku tidak bisa dapat melupakan ciuman tersebut adalah dimana ciuman itu sangat dalam dan hangat suasananya juga sangat mendukung.
Dapat ciuman pertamanya di mana?
Mau tahu? Sory ya rahasia pribadi nanti kamu masukkan ke infotemant pula kan bisa kacau.
Jangan sok artis kenapa wak!
Ciuman pertama di sebuah penginapan berlokasi daerah bukit lawang satu bulan sebelum bukit lawang menjadi puing-puing akibat air bah.
Aduh…Indah sekali suasanya.
Di saat fajar menjelang, dimana ayam jantan hutan juga sibuk berkokok, kami juga sibuk dengan activitas panas dingin, merapatkan desiran dan gesekan kaki menelan semua kehangatan yang teramat dalam. Disinilah terjadi percikan-percikan asrat bergelora nafsu birahi mengalir dalam darah menyentak-nyentak ke seluruh urat nadi membawa semua rasa ingin memiliki…oh...ooo
Sudah ada keputusan rupanya dari dia, bahwa saling menyukai.
Belum!

Berarti dia sudah terbiasa dong dengan hal itu, dia kan perempuan kenapa mau memberikan kiss love tanpa ada komitment dan sedangkan dia juga masih punya pacar?
Entahlah nek! Mungkin dia lagi kehausan karena sudah lama tidak dapat dari cowoknya. Maaf, aku tidak tahu. Yang jelas memang tinggal mencari waktu yang tepat saja.
Waktu apa lagi kan tepat pada saat di bukit lawang tersebut lebih mantap lagi wak!

Memang benar akan tetapi saat itu stj belum bisa memberikan jawaban pertanyaan hatiku. Ada ketakutkan yang terpancar dari wajahnya, bila memutuskan cowoknya dan menerima aku nantinya. Jiwa raganya takut bila aku akan meninggalkanya. Yang langsung di ucapkannya “nanti setelah aku mutuskan dia kamu nyakitin dan ninggal kan aku choet? Aku janji tidak mungkin meninggalkanmu, percayalah!! Itulah percakapan yang sempat terjadi pada saat kami mandi pagi di aliran sungai bukit lawang dan sambil aku membilas rambutnya dengan shampoo. Apakah ini jawaban semua ketakutan meninggalkan cowoknya kemarin saat mau menerima cinta ku? Ketakutan karena sudah sangat jauh berhubungan? Hanya dirinya dan eks nya yang tahu.
Dapat waktu tersebut kapan?

Pada saat kami lagi menikmati live musik di hard rock café (RC) pada pukul 00.00 aku bisikkan kata-kata di telinganya ”aku sangat menyayangi kamu” karena deru nafas di dekat telinganya, stj menggeliat dan merapatkan badan ke dekapanku. Aku kecup rambutnya dari belakang, betapa aku sangat menyayangi kamu dalam benakku dan sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mendapatkan kata putus dari bibir dan jiwa cintaku.

Ahahah...bisa juga rupanya wak udin romantis jadi apa jawabanya?
Dia hanya tersenyum indah sambil mendaratkan cubitan dan semakin merapatkan tubuhnya dalam rangkulan tanganku. Bila mengingat semua itu, ingin rasanya mengulangi waktu itu kembali namun tidak mungkin waktu bisa kembali.
Masih bimbang kali dia ya?

Terkesan demikian, masih bingung harus memilih yang mana di antara kami berdua tetapi hatinya sudah mulai menampakkan gejala kecondongan ke dalam ruang jiwa cintaku. Sudah mulai bergeser di antara tiga dimensi hati.
Kamu tidak tanya ke dia sejauh mana hubungan dengan mantanya.

Tidak pada saat itu. Artinya dia pasang dua dong? Benar banget nek, tetapi setelah dia mengenalku, waktunya lebih banyak dihabiskan bersamaku. Kenyakinan hati kuat karena sudah memiliki satu kunci, lalu aku juga tidak tertekan perasaan saat itu di sebabkan posisi kedua di hatinya. Ibaratnya jadi kan aku yang kedua.
Kunci rumah apa kunci mobil wak? Matree…cewek matree banget lo, ketbrak bajaj aje lo.
Enak saja sayang dong wajah cantik aku, jelak amat sih doa kamu sejelek orangnya.
Kenapa aku bilang demikian. Pertama; sudah dapat kan ciuman terhangat dan terindah darinya. Yang kedua; sudah mengetahui bahwa hubungan mereka lagi bermasalah tetapi entah masalah apa, tetapi yang aku bisa ambil garis lurus adalah masalah perselingkuhan, kan hal itu sudah memang lagi trend di zaman ini, bila tidak selingkuh tidak macho githo lho.
Masalah apa?

Hara teman sekostnya mengatakan, bahwa cowoknya selingkuh, teman rentalku juga sudah bilang kalau cowoknya suka main perempuan akan tetapi stj tidak mau terima dan tidak percaya. Walau Jingga juga pernah mengakui pernah melihat pacarnya selingkuh.
Benar kan wak, cewek yang demikian itu karena sudah dalam makanya tidak terima apa yang terjadi.
Aku tidak begitu tahu, disini kita bukan berbicara melalui medium emosional akan tetapi kita berbicara pada medium hati relung jiwa cinta, jangan fitnah stj itu kekasih akhirku walau telah berulang-ulang menyakiti tetapi aku tidak bisa dengar itu. Aku baru tahu saat kami bergadang di warkop sudirman (warkop anak gaul di kota medan)
Begadang?

Yupz...mungkin karena sangat kebingungan, di sinilah ketahuan sejauh mana hubungan Jingga dengan pacarnya.
Ngapain saja wak satu malaman di warkop?
Biasalah, makan minum, sampai kami pernah di usir karena kelamaan duduk, semalaman curhatan tentang hubungan meraka. Kalau cowoknya suka selingkuh, dan yang tidak bisa dia terima pada saat cowoknya melayangkan sumpah “andai kamu menduakan dan meninggalkan aku, aku pasti sumpahi kamu agar mati jodoh”. Aku terus berusaha menyakinkan dengan berulang ulang bahwa sumpah tersebut dapat di henti kan dengan ketulusan hati kita dalam membina hubungan ini, kami juga sering ke karokean bersama teman dosennya. Aku berpikir sejenak, sedangkan aku saja laki-laki tidak pernah ke karaokean. Namun stj bilang hanya nyanyi-nyanyi saja, itu kan bukan tempat yang amoral. Biasa kan kalau ingin rileks ke tempat yang demikian, tegasnya.
Wah mulai neh..

Sambungan Dari Cerita Sebelum Nya



Maaf!! Aku bukan tife laki-laki hidung belang atau pun lelaki pemuas nafsu birahi. Aku juga bukan seorang gigolo, yang hanya mencari kenikmatan sesaat. Aku laki-laki normal yang mengutamakan akan ketulusan kasih sayang yang bertanggung jawab dalam membina sebuah hubungan.

Ach...palsu kamu? Maksudnya…
Kain bekas….bisa kamu pertanggung jawabkan kata-kata tersebut?
Dengan darah aku siap, sebagai mana yang telah aku lakukan pada mantanku yang terakhir ini ‘Jingga”, tiga kali aku curahkan darah segar melalui lengan kiri yang sampai sekarang terdapat tanda luka di lengan kiriku. Kalau kamu tidak percaya, dia masih hidup dan sudah bahagia pun kali saat ini. Itulah yang sebenarnya, menurut kamu lelah tidak berhubungan yang tidak ada komitment?

Tidak juga, namun semakin aku cermati ya lelah dan sangat membingungkan, akan tetapi hubungan yang demikian makin asik tuh.
Aku tidak pernah memaksakan kehendak kamu, harus lebih baik demikian. Artinya pendapat kamu seperti teman karibku “kita sebut saja namanya “ext_mic”. Dia juga memberikan kalimat yang sama, “kenapa kamu pusing”? Posisi kamu lebih enak, lebih di untungkan, posisi menang, lebih leluasa untuk pasang banyak dan bercinta pada banyak perempuan. Bila kamu perlu dia kan bisa kamu pakai, bila tidak lagi kamu tinggal pergi santai, tidak ada ikatan apa-apa yang penting jangan sampai kamu hamili, karena dia yang mau hubungan demikian. Bodoh kali kamu sebagai laki-laki, sudahlah ambil saja manfaatnya choet!!
Bener ambil saja manfaatnya dari semua itu, aku saja cewek bilang demikian apa lagi laki-laki jadi wak udin jawab apa ke teman karib tersebut?

Kalian sama saja. Semua di tanyain bagaimana Nice terhadap aku semua bilang tidak tahu, sahabat macam apa kalian ini? Katanya sahabat tetapi sahabatnya di hianati tidak bisa bantu!

Perang dong dengan sahabat kamu?
Perang mulut aja, dia juga sedih dan terdiam tidak bisa bantu. Sudahlah choet “Perempuankan bukan hanya satu di dunia ini, bukan dia saja masih banyak diluar sana yang lebih dari dia.” Kamu bisa dapatkan perempuan yang lebih baik yang punya pengertian, yang lebih kaya, yang lebih kuat seknya, yang lebih periang, yang lebih dewasa atau yang lebih manja dan lebih bisa menerima kamu apa adanya, Ok!

Oo…ooh.
Tetap tidak terima perkataan sahabat aku, padahal bila di cerna dengan akal sehat dan hati yang dingin semua perkataannya benar semua, tetapi ini bukan hanya bisa mendapatkan perempuan lain, ini masalah hati dan perasaan kawan! Bukan masalah akan seknya kuat, bukan masalah kekayaan, bukan masalah dia cantik, ingat kawan ini masalah hati sekali lagi masalah hati, yang hanya mampu di di rasakan melalui medium hati jiwa. Kamu bisa kata kan demikian karena kamu tidak tahu bagaimana rasanya hati dan perasaan jika mendapat hubungan yang bertepuk sebelah tangan. Bagaimana teririsnya rasa setiap datang pertanyaan hati. Kamu tidak terima saran aku ya sudah, mau gimana lagi aku tidak bisa bilang apa-apa choet!


Lalu…
Air mata mulai berderai, terkenang semua pengorbanan, waktu, perasan, pikiran, selama tiga tahun empat bulan ternyata sia-sia saja. Jangankan nyusun agenda kearah yang lebih jauh, jawaban dari pertanyaan hati aku juga tidak pernah di dapatkan.

Cengeng ternyata wak udin.
Memang aku akui jika masalah hati dan perasaan memang cengeng dan sangat lemah, berderai air mata di lantai empat HDTI pada saat itu.
Sebentar, aku ingin menangis juga nih. Ach yang benar aja ngejek ya? Ah…ah…aku ingin ke toilet sebentar.

Ok
Hello any body home? Hello kemana wak udin apakah sudah mati bunuh diri?
Wak udin aku sudah siap, sudah naik lagipun.
Yupz, masih hidup dan jantungku masih berdenyut walau tidak teratur karena masih ingat dia.

Aku pikir sudah bunuh diri tadi. Kalau tidak lompat saja wak saat di samping jendela Hotel tersebut? Eee…emang lagi ngapain di hotel tersebut ml ya?
Tidak…… Hanya menumbuk dinding dengan sekuat tenaga, untuk melampiaskan gumpalan amarah, kesal dan kecewa yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun dan urat syarafku, darah terasa berantakan dari urat nadi, panas berasap menahan gejolak darah yang mulai bergemuruh.

Sampai sekarang memang kamu tidak tahu apa yang menjadi sebab dia tidak membalas pertanyaan hati kamu?
Satu minggu sebelum aku mengambil keputusan untuk pergi, dia ada berkata,” Maaf ya choet, aku akui dengan sepenuh hati dan segenap rasa, kamu itu begitu asik orangnya, arif dan dewasa, tidak pernah marah, sabar, enak di ajak ngobrol, bisa tempat untuk bertukar pikiran, suka memberikan dukungan di saat aku butuh dukungan, survive, enak di ajak jalan, sifat melindungi kamu juga sangat tinggi yang pasti semua itu aku akui. Bila aku boleh jujur lagi, bila aku ingin mencari dan mendapatkan ketulusan kasih sayang dan perhatian, kedamian jiwa, keceriaan, aku dapatkan semua itu pada kamu tetapi bila aku ingin mencari status dan kekayaan aku dapatkan dari dirinya, maafkan aku choet.” Aku bingung mengambil sebuah keputusan namun aku perempuan yang semua sifat perempuan itu senang dengan status yang tinggi, status yang dapat di banggakan kepada siapa saja dan berdampingan dengan seorang pendamping yang memiliki level di atas.
Artinya, kamunya dong yang meninggalkan dia?

Setelah mendapatkan jawaban dari mulutnya, aku mencari waktu yang tepat untuk meninggalkan dia. Karena terpikir juga buat apa dan tidak ada gunanya terus menghabiskan waktu dan menyiksa hati dan perasaan kalau dia menganggap diriku sebagai tempat persinggahan dan sebagai have fun saja dan aku bukan satu-satunya di hatinya, ternyata ada laki-laki lain di luar sana.

Terus…
Yang jelas dia takut akan status yang dia lihat begitu tidak jelas, porak poranda kesimpulan tersebut di kuatkan oleh sahabat aku “memang dia pernah bilang ke aku bahwa kamu hidup dengan status tidak jelas tingkat tinggi, siapa keluarga, dimana tinggal, ya itulah. Memang benar semua itu karena aku hidup mulai kelas dua SMP sudah mencari sendiri dan menanggung hidup sendiri, mencari makan sendiri, semuanya malalui kepercayaan dan belas kasih dari orang-orang sekelilingku yang melihat kehidupan aku bukan karena hiba tetapi karena memberi sambil menghina.
Kalau demikian…
Apa yang dia bilang tadi artinya; harta memang tidak ada tetapi jangan di tanya masalah kasih sayang melimpah, itulah artinya yang dikatakannya.
Kan bagus kasih sayang melimpah, tidak semuanya bisa di beli dengan kekayaan wak, di saat kita tua nanti kasih sayangl, rasa cinta, jiwa melindungi dan kesabaran yang sangat di perlukan dan di butuhkan.

Buktinya tidak ada yang mau dan tidak ada gunanya, tidak ada yang mau menerima lelaki yang hanya mengandalkan kasih sayang saja, cinta, perhatian, ketulusan semua itu tidak bisa di makan dan di bawa ke level atas, sampai sekarang juga teman-teman bila lagi guyon/canda selalu bilang, lihat ichoet “harta memang tidak punya tetapi jangan di tanya coy soal kasih sayang.” Jadi kalau ada seseorang cewek yang kurang kasih sayang maka jumpakan saja ke ichoet, biar di pacarinnya pasti tuh cewek akan kenyang dengan kasih sayang.

Ahaahh...pasti di akhiri dengan tawa mereka. Aku tahu bahwa ucapan tersebut adalah sindiran buat aku. Tapi aku hanya bisa ikut tertawa menghargai canda mereka.
Jika boleh tahu sampai dia bilang demikian pengorbanan apa yang telah kamu berikan?

Aku baru tahu di belakang hari bahwa dia pergi ke puncak tersebut hanya untuk menenangkan pikiran dan hatinya dari cowoknya yang tidak tahu bagaimana meninggalkannya.
Ada cerita dia apa alasannya?
Ada, cowoknya teramat egois suka mengabiskan uangnya tidak tahu apakah itu benar atau tidak.

Lalu…
Setiap kepuncak dia selalu melamun, sudah banyak kejadian kalau di hutan kita tidak boleh melamun dan pikiran kosong, ternyata dia sudah di idam-idamkan oleh penunggu puncak tersebut.

Ach masa?
Awalnya juga aku tidak percaya dan tidak nyakin, kejadiannya terakhir kami tidak ke puncak lagi, penunggu puncak tersebut mendatangi aku saat waktu ashar jelang magrib, di mana saat itu aku lagi istirahat dengan tidur-tidur ayam.
Kemudian bersenggama kalian?

Terjadi di alog, kamu jangan halang-halangi untuk membawa dia ke alamku, dia akan menjadi permaisuri pada singgah sana aku, dia telah terpilih menjadi pendampingku. Aku tertegun dan berontak, akan tetapi tidak bisa terbangun. Jika aku tidak bersedia memberikannya? Kembalilah ke alammu, kamu dan dia berbeda alam, tidak mungkin bisa bersatu, jika kamu tetap menghalang-halangi, artinya kamu siap memberikan darah kamu sebagai gantinya, apapun yang menjadi permintaan kamu semua aku terima, karena aku juga sangat menyayanginya.

Eh...he... seperti di film-film misteri di tv saja, masa hantu seperti mafia?
Lebih parah dari mafia, ini hantu bego!!
Jadi…
Aku siap bila itu menjadi keinginan kamu, dengan perlahan terbuka mata indah ini. ah…ah.. sesuatu terbukti kepada tubuhku, satu hari setelah kejadian tersebut seluruh tubuhku membiru dan tidak dapat dikontrol, aku segera putuskan pulang ke rumah agar ada yang merawat, ternyata apa yang aku pikirkan sama dengan jawaban tukang kusuk keluarga, “kamu ini lagi ada masalah ya dengan alam lain?” aku hanya terdiam saja.

Dia tahu telah terjadi demikian? Kamu tidak lagi teropsesi dengan sinetron misteri ditelevise kan?
Tidak akan deh, biasa saja lagi. Dari kejadian tersebut aku bawa diam saja, saat dia mulai menjauh baru aku katakan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Trik kamu agar dia tidak pergi meninggalkan dan memberikan jawaban atas pertanyaan hati kamu?
Dalam pikiran Nice menganggap demikian, namun aku hanya ingin memberikan sesuatu yang harus dia ketahui agar bisa lebih waspada. Aku menceritakan hal ini, sejujurnya bukan untuk menahan kamu pergi dari aku, tiada niat demikian karena aku sudah tidak bisa apa-apa lagi, sekarang tinggal diri kamu lah yang bisa menjaganya, perbanyaklah sholat ya!
Jadi gimana keadaanya sekarang?

Dia baik-baik saja
Hubungan yang tidak jelas saja kamu melakukan hal itu, bagaimana kalau hubungan kalian jelas?
Tidak tahu dech.
GR kamu wak udin, pernah temu lagi dengan dia?
Pernah, secara kebetulan di pajak petisah, saat aku menemani Jinggaku shopping, saat itu stjku sama temannya, jadi aku biarkan saja dan sembari duduk sambil minum teh botol.

Kabar terbaru dari dia?
Yang aku dapat informasi bahwa dia juga sedang mengalami kegagalan dalam pernikahan karena calon suaminya sudah punya istri. Hampir saja. Ya mudah-mudahan sekarang ini dia telah menemukan pangerannya. Amin!

Wak chat dimana?
Dari warnet. Kalau kamu di mana? Dari rumah kenapa?

Heran saja, bisa bertahan gitu, jika di hitung sudah empat jam juga kita ngobrol. Memang sudah mulai bangkrut?
Iya seeh, lumayan juga minum saja sudah habis tiga botol, belum lagi rokok berbungkus-bungkus nek. Memang aku demikian bila lagi ada masalah.
Apa kamu bilang nek? Iya nenek? Kenapa rupanya?
Enak saja nenek, aku masih mudah, cantik, montok enak saja kamu sembarangan manggil nenek.

Kamu tuh manggil aku wak, tetap di terima dan tidak sewot.
Ya kalau kamu tidak apa-apalah di panggil wak udin, dari usia kamu saja sudah mendekati tanah kuburan, pantaskan?
Busyet…egonya kamu! Harus dong kalau tidak egois akan selalu di pijak-pijak. Di pijak-pijak dengan kuda liar kan.
Jika aku telahaa dari semua cerita kamu termasuk tife cowok gila. Gila kenapa?
Gila diputusin, gila di sakitin, gila dikadalin. Ah….ah…

Pantek kudalah! Chat di kamar dong saat ini?
Ember, sambil kaki lurus enak nyantai lagi bisa membayangkan yang hot-hot.
Memang parah kamu nih, cuci otak kamu dengan air tujuh warna dari tujuh danau terletak tujuh benua.
Ihh!! kenapa? kan itu hak perogratif aku, mau chat sambil onani kek, sambil ml kek, kenapa kamu yang murah-murah? Atau kamu mau gabung? Lagi sendirian nih.

Mau saja, tapi maaf saat ini aku masih basi, tidak hidup kalau lihat perempuan. Ahah...
Ach munafik, nanti naik bila lihat kuda dan lihat bebek lagi ml di pinggir danau, wak udin strees.
Tidak ach, aku masih berkonstrasi pada masalah yang terjadi dengan stjku.

Ada rasa ingin lihat wajah kamu jadinya, fs kamu ada? Ciri-ciri kamu gimana?
Tidak ada fs, email ada. Aku tidak butuh email yang aku butuhkan fs, agar bisa lihat wajah kamu.

Kamu kan sudah tahu, kata kamu aku jelek, hidung pesek ya sudah memang benar itu.
Wak udin aku serius.
Aku megarius, tinggi 167 cm, rambut saat ini ikal sebahu, kulit sawo busuk, hidung pesek, lingkar pinggang 27 lingkar dada 30 berat badan 49 kg, dan jangkauan 200 meter, 50 kali bertanding, KO melulu. Hehehe….

Ich ampun dech, jelek banget kurus lagi, ya pantas saja kalau begitu di tinggalin dan di kadalin terus dengan perempuan.
Sudah menghina terus, terus, terussss!
Tidak kok, canda kalau memang iya kenapa? Memang kurus ya, tetapi aku nyakin punya kamu besar kan?

Woouuww…stjku bilang kecil. Ya besar dong! seperti punya gajah githo.
Bodoh! Gajah yang besar itu badannya bukan anunya, anunya kecil panjang. Ahhahaha…..
Jangan salah memang kecil tetapi tusukkanya bagai mesin jahit m’bok, deras. Ahahahahh, biar tahu aja.
Gila kamu nich jadi pengen. Jika boleh tahu ciri-ciri kamu?
Malas entar kamu terangsang. Benar gila, paling-paling kamu juga jelek.
Enak saja bilang jelek, jangan terangsang ya! Tinggi 165 cm, pinggang 28 kulit putih susu, rambut panjang lurus kemerah-merahan, wajah bujur sirih, hidung mancung dan bra 34, gimana terangsang?

Yang benar saja masa terangsang, sudah gila dong, sory tidak tuh.
Kamu sudah makan? Aku sambil makan nih. Belum, kenapa mau di sulangi?
Enak saja kamu jelek, cerita kamu tiga kali gagal, kamu baru dua perempuan yang di ceritakan, satu lagi mana?

Habis makan cacing, tidak jadi kamu tidak serius.
Eee...ee gila, jika serius banget menanggapinya bisa rontok rambut indahku, rontok tahu, bego amat sih.

Wah, marah-marah nenek, jangan marah nek! Entar gigi nenek pada copot semua.
Kampret nenek lagi, please jangan panggil aku nenek, risih bangeet aku kamu panggil nenek. Panggil aku cantik atau bidadari kenapa? Biar terangsang begitu dengarnya.

Uyeee, males banget tahu, panggilan itu hanya untuk stj yang lagi ngambek dan pergi tergantung pada rimbunnya awan malam dan tebalnya ranting para kerlip bintang. Tidak sempat, kamu ego banget ya. Kok ada ya cewek seperti kamu gilanya. Ahhahaha…….

Suka kamulah, cerita lagi dong kisah kamu dengan cewek ketiga.
Memang kamu tidak bosan? Lagi pula tidak keluar rumah malam ini?
Bosan sih tidak, lagi tidak mood keluar rumah andai kamu ada fs kan lebih enak cerita sambil lihat kamu, cam juga tidak ada ya?

Tidak ada juga, komputernya tidak dilengkapi server nih, kalau kamu pernah di putusin ya?
Mau tahu aja pribadi orang, aku jadi teringat sebuah lagu buat kamu.
Lagu apaan tuh, bagaimana syairnya?
Wak…wak…wak udin mau kawin, potong kerbau panjang potong kerbau pendek…tak gudel ewel-ewel. Wak..wak..wak udin tidak jadi kawain..kaccccian dech wak udin. ehehehehe
Eeuy...kalau lagu itu sejak kecil sudah ada, basi dan busuk tahu.
Setelah putus dengan yang kedua berapa lama wak ngejomblo?
Sekitar dua minggu namun yang pastinya dua bulan.
Buaya darat juga wak udin ya, maksudnya?

Ketimbang kamu telur buaya dan lubang buaya. Setelah pisah dengan yang kedua, bertemu gadis yang sangat memiliki wajah kharismatik, wajah yang baby face, perfected girl. Kalau aku lebih sering mengatakan stj itu dengan titisan sinderella, karena hampir tiada bedanya. Dapatkan stj secara nyata setelah dua bulan dengan sebuah hot kiss love panjang dan dalam yang begitu hangat.
Ooooo…ganas juga rupanya. Ganas? Ganti nasi maksud kamu? Temu dengan dia paling-paling di kampus.

Sok tahu kamu, tidak usah sok tiunglah kamu, emang di kampus saja yang ada cewek cantiknya? aku temukan stj di tepian karang samudera biru…bercadarkan sutra surgawi..melambaikan jemari ramping dan duduk manis dengan syahdunya senyum senja di bibir mungilnya, ahah di saat awan putih tipis yang melintas berayun indah dan gemulai menebarkan senyum sambil menitihkan air suci pesona jiwa….
Sok puitis kamu wak! Serius kenapa?

Gelung ombak di tepian hati…membakar amarah sejuta kata…membeku seiring warna pelangi, gemuruh darah bangkitkan gairah. Ehm.
Sudahlah jangan sok puitis gimana ceritanya, mulai nih.
Suka-suka dong biar saja tidak puitis, kenapa sibuk!

Woi…biar kamu tahu saja ya sekarang aku tidak lagi belanja, lagi tidak beli bawang, cabai, jengkol dan pete jadi tidak mungkin aku sibuk, lagi pula aku bukan omak-omak yang mau masak di dapur. Wek...wek...Weeeeeeeeeeeeek..!!
Masalah bertemu sebenarnya sich bisa di bilang secara tidak sengaja, di depan rental computer teman saat itu baru selesai dalam kegiatan seminar nasional di HDTI.
Berarti di bulan yang sama dong saat kamu pisah dengan pacar kedua?

Ember, eee jangan bilang pacar ke dua dong, akunya aja kali yang menganggap dia pacar sedangkan dia tidak begitu, entar aku jadi malu dan di ponis memfitnah lagi, saat kala pulang dari Hotel tersebut naik angkot 46 jurusan amplas.
Memang rental teman kamu di daerah mana?
Sisingamangaraja disamping gallon SPBU tepatnya didepan simpang air bersih.
Rumah kamu di situ?

Sudah di bilang tadi di atas tidak punya tempat tinggal, numpang di rental itu, numpang tidur dan mandi. Saat turun dan mau masuk rental di situlah saat-saat yang paling mendebarkan dalam hidupku melihat wajahnya, dia lagi duduk manis di sore hari santai dengan gaun tidur warna birunya. Kami saling pandang sebentar berdetak dalam hati “ya tuhan cantik sekali gadis ini bisa kah aku memilikinya, hatiku begitu bergetar?” Aku akan memiliki hati jiwa cintanya.
Ngapain dia?

Yang aku lihat kala itu, stj duduk nyantai di sore hari dengan rambut hitam panjang bergelombang lewat sebahu yang tergurai oleh angin sore, bibirnya ya ampun mungil banget. Wajahnya baby face bagai anak SMA.

Wouw…wouwwwww
Hei…apa kabarnya sombong kali sementang sudah kaya, mana oleh-olehnya pasti tidak ada pelit kali pun dia. Hei Hara, Nantilah atau aku teraktir saja ya, tidak ada oleh-oleh lagi pula tidak kemana-mana kok minta oleh-oleh, letak tas dulu ya, berat nih. Cepat ya!

Kamu tidak samperin dia?
Belum, belum berani! Aku cerita dengan teman yang satu kostnya, hei itu siapa?
Cantik kali. Ya teman akulah kenapa sorrrrrrrr? Ach gila kamu, jangan kuat-kuatlah bilangnya. Memang kenapa? malu! kirim salam ya, masa kirim salam pakai perantara langsunglah kalau berani. Dia kost di belakang juga baru pindah.

Anak kost juga kalau mantan yang kedua anak mana?
Anak medan, aslinya binjai tetapi selama kuliah tinggal di tempat saudaranya, kalau stj tinggal di Labuhan.
Tetapi dari Labuan ke Sisingamangaraja kan dekat kenapa kost?

Tanyakan saja sama dia aku juga masih bertanya-tanya saat itu. Memang kamu tidak jadi kenalan sama dia?

Pada saat itu masih bertanya-tanya tentangnya dengan teman satu kostnya. Gimana nih jadi traktirnya? Pelit kali pun, ayolah uda laper kali nih.

Lalu…
Aku mau teraktir kamu tetapi salam dulu sama gadis yang begitu cuek terhadap kehidupan bumi dan yang duduk bagai tidak berdosa itu. Oohh woiiii……...ya bilang saja sendiri, masa pakai perantara tidak gentelmant kamu nih potong ajalah kasih bebek sana. Tidak mungkinlah! Belum berani. Ach gitu saja tidak berani? Yee pengecut rupanya kamu. Atau ajak saja dia makan biar sambil kenalan, benar nih? Iya cepatlah mau tidak?
Dia jawab apa, setuju?

Awalnya dia hanya tebar senyum-senyum cuek, tebar pesoan gitu. Ayolah! Jingga, wooi Jingga ayoo!! Dia tidak mau ikut. Mau kalau di traktir martabak mesir (makanan kesukaanya). Kemana saja aku siap dech, tidak tahu dia di kantong masih banyak uang 50 ribuan segepok. Lagi numpuk duit coy.
Enak banget, aku di traktir dong. Biar aku traktir juga, tetapi bukan traktir makanan namun yang satu tu…tuh.
Dengan desakan yang menyakinkan, akhirnya stj mau juga ikut. Sudahlah dia kan lagi pulkam tidak ketahuanlah! Temannya menyakinkan.
Sudah punya pacar ya dia?
Sepertinya sudah terlihat dari makna kata-kata teman tadi, di saat kami makan dan minum di café depan salah satu universitas yang ada di jalan sm.raja. Play boy yee!

Sambungan Dari Cerita Sebelumnya.........


Ach sebel…Sebenarnya kamu ini kenapa? maniak ya?
Tidak ada apa-apa? Ach mustahil, aku juga pernah ke sinabung ga mungkin dech begitu dinginnnya kamu tidak melakukan apapun di sana. Ya ampun tidak ada, karena berduaan terus tidak terasa malam kembali lagi, malam ini teman-teman di luar main gitar, aku berada di dalam tenda sendirian berbaring.

Dia di mana? Tidak tahu dimana dia, ternyata dia cerita sama teman lamanya. Tiba-tiba dia masuk langsung berbaring di sampingku. Dari mana? Dari luar cerita-cerita, sudah ngantuk memangnya maka kamu masuk? Belum ngantuk. Jadi kenapa? Mau minta buatkan kopi panas ya? tidak juga sudah minum tadi di buatkan sama teman-teman yang di luar, untuk aku mana? Rusuh kali tidak bagi-bagi. Dingin benar malam ini ya? Minum susu saja mau? Bener ni kamu mau buatkan aku susu panas.
Saatnya tiba ni yee…Ah kamu main-main saja. Susu panas ya mau dong, tapi campur sedikit kopi ya. Siapa yang mau membuatkan kopi susu, yee...sory...orang mau nawarin susu aku kok. Ah…ahah...gila kamu kelewatan candanya, emang ada susu kamu? Ya adalah, ehehehe…kalau di peras. Memang kambing di peras.

Terus dong kenapa berhenti.
Uda dech kita tidur saja yuk, cepat kali tidurnya, kalau tidak mau tidur ya sudah di luar sana nyanyi-nyanyi sama mereka. Tidak dengar tuh lagu-lagunya makin asik “mahadewi” lagu padi tu kan, lagu-lagu gun roses? Iya, tidak enak di luar choet! tidak ada kamu…cik ille dodol…dodol banget. Apa? Kamu bilang aku dodol? Iya…lembut juga elastis ehah...tidak tahu siapa yang memulai dahulu akhirnya kami….
Woouw...ya, dodol memang lembut juga elastis, enak banget tuh!
Kami hanya saling geliti kan saja kok. Saling tertawa sampai kedengaran keluar, sampai temen-temen di luar mengatakan “woii ikutan dong”
Uhh....benci kali aku lihat wak udin.
Tanggung-tanggung ceritanya. memang sih ada kalanya yang gantung-gantung itu buat penasaran tapi kan asik dan buat geregetan lagi.
Itu awalnya, ternyata benar cewek berbulu tinggi hasratnya, nafsunya juga bagai gajah. Tiba-tiba dia menimpah tubuhku, tidak menyadari hal itu tentu aku terkejut, ngap-ngapan dapat serangan demikian. Apa-apaan nih? tidak ada habis kamu yang mulai dulu mancing-mancing.

Kan kamu sudah tahu, kalau aku tidak kuat bila sudah di pancing? Ahhah… jangan bongkar rahasia dong entar ketahuan mereka kalau aku sudah tahu titik syaraf kelemahanmu, akhirnya teman-teman masuk…ya kami tetap berdekapan, tendakan gelap mereka sebenernya tahu tapi cuek-cuek saja paling-paling gerutu dalam hati…activitas kami semakin panas dingin, kemana arah tangan kami enggak ada yang tahu, hanya kami berdua yang tahu berserta basahnya angin malam pegunungan.
I like it...

Kenapa lagi kamu nih? Woi…woi...sadar…sadar ini bulan puasa. Nembak aku nih. Sedeng...sedeng cerita begitu saja nembak. Iya, tapi meleset tembakannya. Ach main-main saja kok. Yang bener, memang nembak kamu kan?
Jadi begitu saja?
Hari terus berlangsung, perjuangan semakin tinggi dan menungkik tajam, awalnya hubungan ini tanpa komitment. Aku berani kan diri untuk mengatakan “gue cinta lo = gcl” aku ingin jawaban dari kamu. Aku belum bisa jawab sekarang.
Kenapa? Ya belum bisa saja, kita lalui saja siring dengan waktu, mau kan? Ok lah aku menunggu jawaban dari kamu setelah kamu siap.

Apa katanya?
Selang beberapa waktu, aku tanya kan kembali gimana? Gimana ya, aku rasa jawaban itu tidak penting kali, kembali dia mengingatkan kita jalanin saja seiring dengan waktu, sebenarnya dia sangat sayang ke aku, kecemburuan telah mulai datang ke jiwanya, kasih sudah ada, begitu indah sebenarnya saat bersamanya, bila ingin temu ya temu, bila lagi sibuk kami santai-santai saja, tanpa ada jadwal-jadwal kencan, bila di kangen dia yang hubungi aku dan minta temu, bila aku kangen sudah pasti aku yang hubungi dia dan minta temu, tiada di temui keegoan dari kami berdua.
Bila siang hari jumpa di luar, malam hari jumpa di rumah tantenya, nah setiap malam minggu biasa aku tidak dapat bertemu dengannya, hampir sama dengan waktu pacaran dengan stjku, karena setiap hari sabtu pulang ke rumah orang tuanya di Binjai. Senin baru kembali lagi ke Medan. Namun itulah keegoisan aku kali, yang bagi aku jawaban itu sangat penting, karena hatiku setiap saat mempertanyakannya dan tidak bisa menjawab. Telinga memberontak mengasut hatiku sehingga hatiku mulai gelisah dan bimbang.

Maksudnya telinga berontak? Ada apa kudeta ya?
Pas juga kata-kata itu, kudeta. Soalnya telinga tidak pernah mendengar jawaban yang akan di sampaikan ke dalam hati. Sehingga hati kudeta pada bagian tubuh yang lain. Semua sudah mendapat bagiannya, sedang kan jawaban itulah yang dapat menentramkan kudeta tersebut. mendengar kata-kata “gue juga cinta lo” tidak pernah di dengar oleh telinga. Telinga hanya dapat hangat lidahnya yang lihai dan liar, sehingga tidak ada kata kata yang ingin di salurkan ke hati sebagai muara terakhir dalam sebuah rasa. Terjadilah segala pertanyaan tantang dirinya sehingga timbul kudeta. Mau tahu kudeta hatiku?

Mau dong. Layaknya kudeta TNI, aku tidak terima semua ini, renungkanlah dalam-dalam dan seksama, semua telah mendapat bagian.
Telinga sudah dapat liar lidahnya, tangan sudah dapat juga, bibir apa lagi semua bagian sudah dapat merasakan keindahan tersebut sedangkan aku belum dapat jawaban yang aku tunggu-tunggu! Bisik hatiku. Apakah ini adil?
Apakah ini sesuatu yang seimbang di dalam kehidupan? Apakah ini fenomena keseriusannya terhadap kamu? Tentu tidak, itulah maksudnya aku ingin dapat jawaban tersebut agar dapat menentramkan dan menenangkan, menceriakan, dan mendamaikan, menyakinkan hatiku bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Wajarkan? Apa hal tersebut tidak realities?

Menurut aku tidak sih namun seseorang perempuan ada pemikiran yang selalu di kendalikan oleh sebuah perasaan, sehingga perempuan selalu berhati-hati dan tidak gegabah dalam mengambil sebuah keputusan, jadi tidak dapat juga kata-kata itu? Seharusnya kamu sudah mendapat dan menarik kesimpulan atas hubugan tersebut. Namun yang aku lihat sebenarnya hubungan asmara lebih indah di bangun tanpa harus ada kata-kata “gue cinta lo atau gue juga cinta lo” biar saja mengalir seperti air surgawi sejuk dan damai.
Begitu besar, begitu dalam dan luasnya, begitu tidak berdayanya aku dalam menyayangi dirinya telah membutakan mata hati dan pikiran, sebenarnya juga di dukung tingginya kenyakinan bahwa akan dapat menaklukkan cintanya, disinilah yang saat ini aku fahami dan resapin bahwa memiliki kenyakinan yang begitu tinggi juga dapat menghancurkan segalanya, aku tidak mengambil kesimpulan apa-apa. Hati terus nyakinkan diri mungkin lain waktu ada kesempatan.

Memang ada kesempatan itu?
Untuk berapa lama tidak ada. Walau hubungan terus makin panas syarat dengan hubungan yang mengeluarkan butiran-butiran halus dan kental dari dalam tubuh masing-masing yang sudah pastinya berakhir dengan deru nafas erangan dahsyat terus terjadi, keheranan hati semakin bertambah. Hati ini mengakui bahwa dia sangat sangat baik, sangat perhatian, humoris, dewasa, pleksible dalam bergaul dan berkomunikasi, tidak selalu jaga imez dimana pun kami berada, sudah di pastikan selalu tertawa tanpa ada beban, bagai orang gila. Perhatian terhadap kesehatanku juga teramat membuat aku terkapar dan tak berdaya, dia juga sering bawa kan puding dan buah-buah ke kost dalam seminggu sekali.

Datang ke kost, bila lagi banyak masalah, curhatan dan mencari solusi bagaimana dalam menyelesaikan kuliahnya. Dan bagaimana menghindari desak kan orang tuanya untuk segera menyelesaikan perkulihannya sedangkan dia masih belum bisa konsen dalam hal tersebut. Bagaimana perasaannya tertekan di dalam keluarga yang membuat terkadang tidak betah di rumah.

Keren juga, mau dong.
Entah kenapa aku selalu jadi tempat curhatan, baik teman-teman, terkadang aku juga sangat butuh tempat curhatan tetapi tidak ada saat itu, namun bagi aku hal itu tidak berarti karena yang paling aku harapkan dan paling berarti hanyalah sebuah jawaban yang pasti dari pertanyaan hatiku. Saat itu aku teropsesi dari lagu dewa yang sebagian syairnya berkata begini “beri sedikit waktuuuu”
Dari teman-teman dekatnya tidak kamu cari tahu?

Semua teman dekatnya sudah aku tanyain, semua teman-temannya juga bilang kami tidak tahu bagaimana sebenarnya dia terhadap kamu. Kami juga heran kenapa dia lakukan hubungan yang demikian itu.
Mustahil kalau teman dekatnya tidak ada yang tahu, ngarang kamu? Atau memang sengaja mereka sembunyikan?
Ini sebuah fakta bagi aku, tetapi tidak tahu juga bisa saja mereka teman dekatnya menyembunyikan apa yang terjadi. Sampai saat ini belum dapat informasinya dari mereka. Yang membuat aku bagaikan orang linglung saat dia mengatakan!
Apa katanya?

Bagai kilatan petir, “choet! Baru kita melakukan hubungan yang begitu indah dan erotis ini” jangan salah pengertian ya, anggap semua itu tidak pernah terjadi dan tak pernah ada juga bukan merupakan jawaban sebuah hubungan kita.” lain cerita bagus tidak milikku? Karena sudah mendengar kata-kata yang menyakitkan tadi, dengan sedikit kesal, iya bagus…bagaimana? Ach udalah. Ah…ah...ayoo dong seperti apa?
Wah enak juga posisi kamu ya wak! Tidak ada kamu jawab pertanyaan dia?
Enak apanya? Iya bagus bagai buah pepaya bangkok mantap, Puas?
Kamu dapatkan kehangatan dan segalanya dari dia, tapi tidak ada ikatan yang dia minta, enak dong.
Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4