Advertisment

Advertisement








Monday, April 6, 2009

Sambungan Dari Cerita Sebelum Nya

Monday, April 6, 2009


Maaf!! Aku bukan tife laki-laki hidung belang atau pun lelaki pemuas nafsu birahi. Aku juga bukan seorang gigolo, yang hanya mencari kenikmatan sesaat. Aku laki-laki normal yang mengutamakan akan ketulusan kasih sayang yang bertanggung jawab dalam membina sebuah hubungan.

Ach...palsu kamu? Maksudnya…
Kain bekas….bisa kamu pertanggung jawabkan kata-kata tersebut?
Dengan darah aku siap, sebagai mana yang telah aku lakukan pada mantanku yang terakhir ini ‘Jingga”, tiga kali aku curahkan darah segar melalui lengan kiri yang sampai sekarang terdapat tanda luka di lengan kiriku. Kalau kamu tidak percaya, dia masih hidup dan sudah bahagia pun kali saat ini. Itulah yang sebenarnya, menurut kamu lelah tidak berhubungan yang tidak ada komitment?

Tidak juga, namun semakin aku cermati ya lelah dan sangat membingungkan, akan tetapi hubungan yang demikian makin asik tuh.
Aku tidak pernah memaksakan kehendak kamu, harus lebih baik demikian. Artinya pendapat kamu seperti teman karibku “kita sebut saja namanya “ext_mic”. Dia juga memberikan kalimat yang sama, “kenapa kamu pusing”? Posisi kamu lebih enak, lebih di untungkan, posisi menang, lebih leluasa untuk pasang banyak dan bercinta pada banyak perempuan. Bila kamu perlu dia kan bisa kamu pakai, bila tidak lagi kamu tinggal pergi santai, tidak ada ikatan apa-apa yang penting jangan sampai kamu hamili, karena dia yang mau hubungan demikian. Bodoh kali kamu sebagai laki-laki, sudahlah ambil saja manfaatnya choet!!
Bener ambil saja manfaatnya dari semua itu, aku saja cewek bilang demikian apa lagi laki-laki jadi wak udin jawab apa ke teman karib tersebut?

Kalian sama saja. Semua di tanyain bagaimana Nice terhadap aku semua bilang tidak tahu, sahabat macam apa kalian ini? Katanya sahabat tetapi sahabatnya di hianati tidak bisa bantu!

Perang dong dengan sahabat kamu?
Perang mulut aja, dia juga sedih dan terdiam tidak bisa bantu. Sudahlah choet “Perempuankan bukan hanya satu di dunia ini, bukan dia saja masih banyak diluar sana yang lebih dari dia.” Kamu bisa dapatkan perempuan yang lebih baik yang punya pengertian, yang lebih kaya, yang lebih kuat seknya, yang lebih periang, yang lebih dewasa atau yang lebih manja dan lebih bisa menerima kamu apa adanya, Ok!

Oo…ooh.
Tetap tidak terima perkataan sahabat aku, padahal bila di cerna dengan akal sehat dan hati yang dingin semua perkataannya benar semua, tetapi ini bukan hanya bisa mendapatkan perempuan lain, ini masalah hati dan perasaan kawan! Bukan masalah akan seknya kuat, bukan masalah kekayaan, bukan masalah dia cantik, ingat kawan ini masalah hati sekali lagi masalah hati, yang hanya mampu di di rasakan melalui medium hati jiwa. Kamu bisa kata kan demikian karena kamu tidak tahu bagaimana rasanya hati dan perasaan jika mendapat hubungan yang bertepuk sebelah tangan. Bagaimana teririsnya rasa setiap datang pertanyaan hati. Kamu tidak terima saran aku ya sudah, mau gimana lagi aku tidak bisa bilang apa-apa choet!


Lalu…
Air mata mulai berderai, terkenang semua pengorbanan, waktu, perasan, pikiran, selama tiga tahun empat bulan ternyata sia-sia saja. Jangankan nyusun agenda kearah yang lebih jauh, jawaban dari pertanyaan hati aku juga tidak pernah di dapatkan.

Cengeng ternyata wak udin.
Memang aku akui jika masalah hati dan perasaan memang cengeng dan sangat lemah, berderai air mata di lantai empat HDTI pada saat itu.
Sebentar, aku ingin menangis juga nih. Ach yang benar aja ngejek ya? Ah…ah…aku ingin ke toilet sebentar.

Ok
Hello any body home? Hello kemana wak udin apakah sudah mati bunuh diri?
Wak udin aku sudah siap, sudah naik lagipun.
Yupz, masih hidup dan jantungku masih berdenyut walau tidak teratur karena masih ingat dia.

Aku pikir sudah bunuh diri tadi. Kalau tidak lompat saja wak saat di samping jendela Hotel tersebut? Eee…emang lagi ngapain di hotel tersebut ml ya?
Tidak…… Hanya menumbuk dinding dengan sekuat tenaga, untuk melampiaskan gumpalan amarah, kesal dan kecewa yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun dan urat syarafku, darah terasa berantakan dari urat nadi, panas berasap menahan gejolak darah yang mulai bergemuruh.

Sampai sekarang memang kamu tidak tahu apa yang menjadi sebab dia tidak membalas pertanyaan hati kamu?
Satu minggu sebelum aku mengambil keputusan untuk pergi, dia ada berkata,” Maaf ya choet, aku akui dengan sepenuh hati dan segenap rasa, kamu itu begitu asik orangnya, arif dan dewasa, tidak pernah marah, sabar, enak di ajak ngobrol, bisa tempat untuk bertukar pikiran, suka memberikan dukungan di saat aku butuh dukungan, survive, enak di ajak jalan, sifat melindungi kamu juga sangat tinggi yang pasti semua itu aku akui. Bila aku boleh jujur lagi, bila aku ingin mencari dan mendapatkan ketulusan kasih sayang dan perhatian, kedamian jiwa, keceriaan, aku dapatkan semua itu pada kamu tetapi bila aku ingin mencari status dan kekayaan aku dapatkan dari dirinya, maafkan aku choet.” Aku bingung mengambil sebuah keputusan namun aku perempuan yang semua sifat perempuan itu senang dengan status yang tinggi, status yang dapat di banggakan kepada siapa saja dan berdampingan dengan seorang pendamping yang memiliki level di atas.
Artinya, kamunya dong yang meninggalkan dia?

Setelah mendapatkan jawaban dari mulutnya, aku mencari waktu yang tepat untuk meninggalkan dia. Karena terpikir juga buat apa dan tidak ada gunanya terus menghabiskan waktu dan menyiksa hati dan perasaan kalau dia menganggap diriku sebagai tempat persinggahan dan sebagai have fun saja dan aku bukan satu-satunya di hatinya, ternyata ada laki-laki lain di luar sana.

Terus…
Yang jelas dia takut akan status yang dia lihat begitu tidak jelas, porak poranda kesimpulan tersebut di kuatkan oleh sahabat aku “memang dia pernah bilang ke aku bahwa kamu hidup dengan status tidak jelas tingkat tinggi, siapa keluarga, dimana tinggal, ya itulah. Memang benar semua itu karena aku hidup mulai kelas dua SMP sudah mencari sendiri dan menanggung hidup sendiri, mencari makan sendiri, semuanya malalui kepercayaan dan belas kasih dari orang-orang sekelilingku yang melihat kehidupan aku bukan karena hiba tetapi karena memberi sambil menghina.
Kalau demikian…
Apa yang dia bilang tadi artinya; harta memang tidak ada tetapi jangan di tanya masalah kasih sayang melimpah, itulah artinya yang dikatakannya.
Kan bagus kasih sayang melimpah, tidak semuanya bisa di beli dengan kekayaan wak, di saat kita tua nanti kasih sayangl, rasa cinta, jiwa melindungi dan kesabaran yang sangat di perlukan dan di butuhkan.

Buktinya tidak ada yang mau dan tidak ada gunanya, tidak ada yang mau menerima lelaki yang hanya mengandalkan kasih sayang saja, cinta, perhatian, ketulusan semua itu tidak bisa di makan dan di bawa ke level atas, sampai sekarang juga teman-teman bila lagi guyon/canda selalu bilang, lihat ichoet “harta memang tidak punya tetapi jangan di tanya coy soal kasih sayang.” Jadi kalau ada seseorang cewek yang kurang kasih sayang maka jumpakan saja ke ichoet, biar di pacarinnya pasti tuh cewek akan kenyang dengan kasih sayang.

Ahaahh...pasti di akhiri dengan tawa mereka. Aku tahu bahwa ucapan tersebut adalah sindiran buat aku. Tapi aku hanya bisa ikut tertawa menghargai canda mereka.
Jika boleh tahu sampai dia bilang demikian pengorbanan apa yang telah kamu berikan?

Aku baru tahu di belakang hari bahwa dia pergi ke puncak tersebut hanya untuk menenangkan pikiran dan hatinya dari cowoknya yang tidak tahu bagaimana meninggalkannya.
Ada cerita dia apa alasannya?
Ada, cowoknya teramat egois suka mengabiskan uangnya tidak tahu apakah itu benar atau tidak.

Lalu…
Setiap kepuncak dia selalu melamun, sudah banyak kejadian kalau di hutan kita tidak boleh melamun dan pikiran kosong, ternyata dia sudah di idam-idamkan oleh penunggu puncak tersebut.

Ach masa?
Awalnya juga aku tidak percaya dan tidak nyakin, kejadiannya terakhir kami tidak ke puncak lagi, penunggu puncak tersebut mendatangi aku saat waktu ashar jelang magrib, di mana saat itu aku lagi istirahat dengan tidur-tidur ayam.
Kemudian bersenggama kalian?

Terjadi di alog, kamu jangan halang-halangi untuk membawa dia ke alamku, dia akan menjadi permaisuri pada singgah sana aku, dia telah terpilih menjadi pendampingku. Aku tertegun dan berontak, akan tetapi tidak bisa terbangun. Jika aku tidak bersedia memberikannya? Kembalilah ke alammu, kamu dan dia berbeda alam, tidak mungkin bisa bersatu, jika kamu tetap menghalang-halangi, artinya kamu siap memberikan darah kamu sebagai gantinya, apapun yang menjadi permintaan kamu semua aku terima, karena aku juga sangat menyayanginya.

Eh...he... seperti di film-film misteri di tv saja, masa hantu seperti mafia?
Lebih parah dari mafia, ini hantu bego!!
Jadi…
Aku siap bila itu menjadi keinginan kamu, dengan perlahan terbuka mata indah ini. ah…ah.. sesuatu terbukti kepada tubuhku, satu hari setelah kejadian tersebut seluruh tubuhku membiru dan tidak dapat dikontrol, aku segera putuskan pulang ke rumah agar ada yang merawat, ternyata apa yang aku pikirkan sama dengan jawaban tukang kusuk keluarga, “kamu ini lagi ada masalah ya dengan alam lain?” aku hanya terdiam saja.

Dia tahu telah terjadi demikian? Kamu tidak lagi teropsesi dengan sinetron misteri ditelevise kan?
Tidak akan deh, biasa saja lagi. Dari kejadian tersebut aku bawa diam saja, saat dia mulai menjauh baru aku katakan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Trik kamu agar dia tidak pergi meninggalkan dan memberikan jawaban atas pertanyaan hati kamu?
Dalam pikiran Nice menganggap demikian, namun aku hanya ingin memberikan sesuatu yang harus dia ketahui agar bisa lebih waspada. Aku menceritakan hal ini, sejujurnya bukan untuk menahan kamu pergi dari aku, tiada niat demikian karena aku sudah tidak bisa apa-apa lagi, sekarang tinggal diri kamu lah yang bisa menjaganya, perbanyaklah sholat ya!
Jadi gimana keadaanya sekarang?

Dia baik-baik saja
Hubungan yang tidak jelas saja kamu melakukan hal itu, bagaimana kalau hubungan kalian jelas?
Tidak tahu dech.
GR kamu wak udin, pernah temu lagi dengan dia?
Pernah, secara kebetulan di pajak petisah, saat aku menemani Jinggaku shopping, saat itu stjku sama temannya, jadi aku biarkan saja dan sembari duduk sambil minum teh botol.

Kabar terbaru dari dia?
Yang aku dapat informasi bahwa dia juga sedang mengalami kegagalan dalam pernikahan karena calon suaminya sudah punya istri. Hampir saja. Ya mudah-mudahan sekarang ini dia telah menemukan pangerannya. Amin!

Wak chat dimana?
Dari warnet. Kalau kamu di mana? Dari rumah kenapa?

Heran saja, bisa bertahan gitu, jika di hitung sudah empat jam juga kita ngobrol. Memang sudah mulai bangkrut?
Iya seeh, lumayan juga minum saja sudah habis tiga botol, belum lagi rokok berbungkus-bungkus nek. Memang aku demikian bila lagi ada masalah.
Apa kamu bilang nek? Iya nenek? Kenapa rupanya?
Enak saja nenek, aku masih mudah, cantik, montok enak saja kamu sembarangan manggil nenek.

Kamu tuh manggil aku wak, tetap di terima dan tidak sewot.
Ya kalau kamu tidak apa-apalah di panggil wak udin, dari usia kamu saja sudah mendekati tanah kuburan, pantaskan?
Busyet…egonya kamu! Harus dong kalau tidak egois akan selalu di pijak-pijak. Di pijak-pijak dengan kuda liar kan.
Jika aku telahaa dari semua cerita kamu termasuk tife cowok gila. Gila kenapa?
Gila diputusin, gila di sakitin, gila dikadalin. Ah….ah…

Pantek kudalah! Chat di kamar dong saat ini?
Ember, sambil kaki lurus enak nyantai lagi bisa membayangkan yang hot-hot.
Memang parah kamu nih, cuci otak kamu dengan air tujuh warna dari tujuh danau terletak tujuh benua.
Ihh!! kenapa? kan itu hak perogratif aku, mau chat sambil onani kek, sambil ml kek, kenapa kamu yang murah-murah? Atau kamu mau gabung? Lagi sendirian nih.

Mau saja, tapi maaf saat ini aku masih basi, tidak hidup kalau lihat perempuan. Ahah...
Ach munafik, nanti naik bila lihat kuda dan lihat bebek lagi ml di pinggir danau, wak udin strees.
Tidak ach, aku masih berkonstrasi pada masalah yang terjadi dengan stjku.

Ada rasa ingin lihat wajah kamu jadinya, fs kamu ada? Ciri-ciri kamu gimana?
Tidak ada fs, email ada. Aku tidak butuh email yang aku butuhkan fs, agar bisa lihat wajah kamu.

Kamu kan sudah tahu, kata kamu aku jelek, hidung pesek ya sudah memang benar itu.
Wak udin aku serius.
Aku megarius, tinggi 167 cm, rambut saat ini ikal sebahu, kulit sawo busuk, hidung pesek, lingkar pinggang 27 lingkar dada 30 berat badan 49 kg, dan jangkauan 200 meter, 50 kali bertanding, KO melulu. Hehehe….

Ich ampun dech, jelek banget kurus lagi, ya pantas saja kalau begitu di tinggalin dan di kadalin terus dengan perempuan.
Sudah menghina terus, terus, terussss!
Tidak kok, canda kalau memang iya kenapa? Memang kurus ya, tetapi aku nyakin punya kamu besar kan?

Woouuww…stjku bilang kecil. Ya besar dong! seperti punya gajah githo.
Bodoh! Gajah yang besar itu badannya bukan anunya, anunya kecil panjang. Ahhahaha…..
Jangan salah memang kecil tetapi tusukkanya bagai mesin jahit m’bok, deras. Ahahahahh, biar tahu aja.
Gila kamu nich jadi pengen. Jika boleh tahu ciri-ciri kamu?
Malas entar kamu terangsang. Benar gila, paling-paling kamu juga jelek.
Enak saja bilang jelek, jangan terangsang ya! Tinggi 165 cm, pinggang 28 kulit putih susu, rambut panjang lurus kemerah-merahan, wajah bujur sirih, hidung mancung dan bra 34, gimana terangsang?

Yang benar saja masa terangsang, sudah gila dong, sory tidak tuh.
Kamu sudah makan? Aku sambil makan nih. Belum, kenapa mau di sulangi?
Enak saja kamu jelek, cerita kamu tiga kali gagal, kamu baru dua perempuan yang di ceritakan, satu lagi mana?

Habis makan cacing, tidak jadi kamu tidak serius.
Eee...ee gila, jika serius banget menanggapinya bisa rontok rambut indahku, rontok tahu, bego amat sih.

Wah, marah-marah nenek, jangan marah nek! Entar gigi nenek pada copot semua.
Kampret nenek lagi, please jangan panggil aku nenek, risih bangeet aku kamu panggil nenek. Panggil aku cantik atau bidadari kenapa? Biar terangsang begitu dengarnya.

Uyeee, males banget tahu, panggilan itu hanya untuk stj yang lagi ngambek dan pergi tergantung pada rimbunnya awan malam dan tebalnya ranting para kerlip bintang. Tidak sempat, kamu ego banget ya. Kok ada ya cewek seperti kamu gilanya. Ahhahaha…….

Suka kamulah, cerita lagi dong kisah kamu dengan cewek ketiga.
Memang kamu tidak bosan? Lagi pula tidak keluar rumah malam ini?
Bosan sih tidak, lagi tidak mood keluar rumah andai kamu ada fs kan lebih enak cerita sambil lihat kamu, cam juga tidak ada ya?

Tidak ada juga, komputernya tidak dilengkapi server nih, kalau kamu pernah di putusin ya?
Mau tahu aja pribadi orang, aku jadi teringat sebuah lagu buat kamu.
Lagu apaan tuh, bagaimana syairnya?
Wak…wak…wak udin mau kawin, potong kerbau panjang potong kerbau pendek…tak gudel ewel-ewel. Wak..wak..wak udin tidak jadi kawain..kaccccian dech wak udin. ehehehehe
Eeuy...kalau lagu itu sejak kecil sudah ada, basi dan busuk tahu.
Setelah putus dengan yang kedua berapa lama wak ngejomblo?
Sekitar dua minggu namun yang pastinya dua bulan.
Buaya darat juga wak udin ya, maksudnya?

Ketimbang kamu telur buaya dan lubang buaya. Setelah pisah dengan yang kedua, bertemu gadis yang sangat memiliki wajah kharismatik, wajah yang baby face, perfected girl. Kalau aku lebih sering mengatakan stj itu dengan titisan sinderella, karena hampir tiada bedanya. Dapatkan stj secara nyata setelah dua bulan dengan sebuah hot kiss love panjang dan dalam yang begitu hangat.
Ooooo…ganas juga rupanya. Ganas? Ganti nasi maksud kamu? Temu dengan dia paling-paling di kampus.

Sok tahu kamu, tidak usah sok tiunglah kamu, emang di kampus saja yang ada cewek cantiknya? aku temukan stj di tepian karang samudera biru…bercadarkan sutra surgawi..melambaikan jemari ramping dan duduk manis dengan syahdunya senyum senja di bibir mungilnya, ahah di saat awan putih tipis yang melintas berayun indah dan gemulai menebarkan senyum sambil menitihkan air suci pesona jiwa….
Sok puitis kamu wak! Serius kenapa?

Gelung ombak di tepian hati…membakar amarah sejuta kata…membeku seiring warna pelangi, gemuruh darah bangkitkan gairah. Ehm.
Sudahlah jangan sok puitis gimana ceritanya, mulai nih.
Suka-suka dong biar saja tidak puitis, kenapa sibuk!

Woi…biar kamu tahu saja ya sekarang aku tidak lagi belanja, lagi tidak beli bawang, cabai, jengkol dan pete jadi tidak mungkin aku sibuk, lagi pula aku bukan omak-omak yang mau masak di dapur. Wek...wek...Weeeeeeeeeeeeek..!!
Masalah bertemu sebenarnya sich bisa di bilang secara tidak sengaja, di depan rental computer teman saat itu baru selesai dalam kegiatan seminar nasional di HDTI.
Berarti di bulan yang sama dong saat kamu pisah dengan pacar kedua?

Ember, eee jangan bilang pacar ke dua dong, akunya aja kali yang menganggap dia pacar sedangkan dia tidak begitu, entar aku jadi malu dan di ponis memfitnah lagi, saat kala pulang dari Hotel tersebut naik angkot 46 jurusan amplas.
Memang rental teman kamu di daerah mana?
Sisingamangaraja disamping gallon SPBU tepatnya didepan simpang air bersih.
Rumah kamu di situ?

Sudah di bilang tadi di atas tidak punya tempat tinggal, numpang di rental itu, numpang tidur dan mandi. Saat turun dan mau masuk rental di situlah saat-saat yang paling mendebarkan dalam hidupku melihat wajahnya, dia lagi duduk manis di sore hari santai dengan gaun tidur warna birunya. Kami saling pandang sebentar berdetak dalam hati “ya tuhan cantik sekali gadis ini bisa kah aku memilikinya, hatiku begitu bergetar?” Aku akan memiliki hati jiwa cintanya.
Ngapain dia?

Yang aku lihat kala itu, stj duduk nyantai di sore hari dengan rambut hitam panjang bergelombang lewat sebahu yang tergurai oleh angin sore, bibirnya ya ampun mungil banget. Wajahnya baby face bagai anak SMA.

Wouw…wouwwwww
Hei…apa kabarnya sombong kali sementang sudah kaya, mana oleh-olehnya pasti tidak ada pelit kali pun dia. Hei Hara, Nantilah atau aku teraktir saja ya, tidak ada oleh-oleh lagi pula tidak kemana-mana kok minta oleh-oleh, letak tas dulu ya, berat nih. Cepat ya!

Kamu tidak samperin dia?
Belum, belum berani! Aku cerita dengan teman yang satu kostnya, hei itu siapa?
Cantik kali. Ya teman akulah kenapa sorrrrrrrr? Ach gila kamu, jangan kuat-kuatlah bilangnya. Memang kenapa? malu! kirim salam ya, masa kirim salam pakai perantara langsunglah kalau berani. Dia kost di belakang juga baru pindah.

Anak kost juga kalau mantan yang kedua anak mana?
Anak medan, aslinya binjai tetapi selama kuliah tinggal di tempat saudaranya, kalau stj tinggal di Labuhan.
Tetapi dari Labuan ke Sisingamangaraja kan dekat kenapa kost?

Tanyakan saja sama dia aku juga masih bertanya-tanya saat itu. Memang kamu tidak jadi kenalan sama dia?

Pada saat itu masih bertanya-tanya tentangnya dengan teman satu kostnya. Gimana nih jadi traktirnya? Pelit kali pun, ayolah uda laper kali nih.

Lalu…
Aku mau teraktir kamu tetapi salam dulu sama gadis yang begitu cuek terhadap kehidupan bumi dan yang duduk bagai tidak berdosa itu. Oohh woiiii……...ya bilang saja sendiri, masa pakai perantara tidak gentelmant kamu nih potong ajalah kasih bebek sana. Tidak mungkinlah! Belum berani. Ach gitu saja tidak berani? Yee pengecut rupanya kamu. Atau ajak saja dia makan biar sambil kenalan, benar nih? Iya cepatlah mau tidak?
Dia jawab apa, setuju?

Awalnya dia hanya tebar senyum-senyum cuek, tebar pesoan gitu. Ayolah! Jingga, wooi Jingga ayoo!! Dia tidak mau ikut. Mau kalau di traktir martabak mesir (makanan kesukaanya). Kemana saja aku siap dech, tidak tahu dia di kantong masih banyak uang 50 ribuan segepok. Lagi numpuk duit coy.
Enak banget, aku di traktir dong. Biar aku traktir juga, tetapi bukan traktir makanan namun yang satu tu…tuh.
Dengan desakan yang menyakinkan, akhirnya stj mau juga ikut. Sudahlah dia kan lagi pulkam tidak ketahuanlah! Temannya menyakinkan.
Sudah punya pacar ya dia?
Sepertinya sudah terlihat dari makna kata-kata teman tadi, di saat kami makan dan minum di café depan salah satu universitas yang ada di jalan sm.raja. Play boy yee!

0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4