Advertisment

Advertisement








Monday, April 6, 2009

Sambungan Dari Cerita Sebelumnya.........

Monday, April 6, 2009

Ach sebel…Sebenarnya kamu ini kenapa? maniak ya?
Tidak ada apa-apa? Ach mustahil, aku juga pernah ke sinabung ga mungkin dech begitu dinginnnya kamu tidak melakukan apapun di sana. Ya ampun tidak ada, karena berduaan terus tidak terasa malam kembali lagi, malam ini teman-teman di luar main gitar, aku berada di dalam tenda sendirian berbaring.

Dia di mana? Tidak tahu dimana dia, ternyata dia cerita sama teman lamanya. Tiba-tiba dia masuk langsung berbaring di sampingku. Dari mana? Dari luar cerita-cerita, sudah ngantuk memangnya maka kamu masuk? Belum ngantuk. Jadi kenapa? Mau minta buatkan kopi panas ya? tidak juga sudah minum tadi di buatkan sama teman-teman yang di luar, untuk aku mana? Rusuh kali tidak bagi-bagi. Dingin benar malam ini ya? Minum susu saja mau? Bener ni kamu mau buatkan aku susu panas.
Saatnya tiba ni yee…Ah kamu main-main saja. Susu panas ya mau dong, tapi campur sedikit kopi ya. Siapa yang mau membuatkan kopi susu, yee...sory...orang mau nawarin susu aku kok. Ah…ahah...gila kamu kelewatan candanya, emang ada susu kamu? Ya adalah, ehehehe…kalau di peras. Memang kambing di peras.

Terus dong kenapa berhenti.
Uda dech kita tidur saja yuk, cepat kali tidurnya, kalau tidak mau tidur ya sudah di luar sana nyanyi-nyanyi sama mereka. Tidak dengar tuh lagu-lagunya makin asik “mahadewi” lagu padi tu kan, lagu-lagu gun roses? Iya, tidak enak di luar choet! tidak ada kamu…cik ille dodol…dodol banget. Apa? Kamu bilang aku dodol? Iya…lembut juga elastis ehah...tidak tahu siapa yang memulai dahulu akhirnya kami….
Woouw...ya, dodol memang lembut juga elastis, enak banget tuh!
Kami hanya saling geliti kan saja kok. Saling tertawa sampai kedengaran keluar, sampai temen-temen di luar mengatakan “woii ikutan dong”
Uhh....benci kali aku lihat wak udin.
Tanggung-tanggung ceritanya. memang sih ada kalanya yang gantung-gantung itu buat penasaran tapi kan asik dan buat geregetan lagi.
Itu awalnya, ternyata benar cewek berbulu tinggi hasratnya, nafsunya juga bagai gajah. Tiba-tiba dia menimpah tubuhku, tidak menyadari hal itu tentu aku terkejut, ngap-ngapan dapat serangan demikian. Apa-apaan nih? tidak ada habis kamu yang mulai dulu mancing-mancing.

Kan kamu sudah tahu, kalau aku tidak kuat bila sudah di pancing? Ahhah… jangan bongkar rahasia dong entar ketahuan mereka kalau aku sudah tahu titik syaraf kelemahanmu, akhirnya teman-teman masuk…ya kami tetap berdekapan, tendakan gelap mereka sebenernya tahu tapi cuek-cuek saja paling-paling gerutu dalam hati…activitas kami semakin panas dingin, kemana arah tangan kami enggak ada yang tahu, hanya kami berdua yang tahu berserta basahnya angin malam pegunungan.
I like it...

Kenapa lagi kamu nih? Woi…woi...sadar…sadar ini bulan puasa. Nembak aku nih. Sedeng...sedeng cerita begitu saja nembak. Iya, tapi meleset tembakannya. Ach main-main saja kok. Yang bener, memang nembak kamu kan?
Jadi begitu saja?
Hari terus berlangsung, perjuangan semakin tinggi dan menungkik tajam, awalnya hubungan ini tanpa komitment. Aku berani kan diri untuk mengatakan “gue cinta lo = gcl” aku ingin jawaban dari kamu. Aku belum bisa jawab sekarang.
Kenapa? Ya belum bisa saja, kita lalui saja siring dengan waktu, mau kan? Ok lah aku menunggu jawaban dari kamu setelah kamu siap.

Apa katanya?
Selang beberapa waktu, aku tanya kan kembali gimana? Gimana ya, aku rasa jawaban itu tidak penting kali, kembali dia mengingatkan kita jalanin saja seiring dengan waktu, sebenarnya dia sangat sayang ke aku, kecemburuan telah mulai datang ke jiwanya, kasih sudah ada, begitu indah sebenarnya saat bersamanya, bila ingin temu ya temu, bila lagi sibuk kami santai-santai saja, tanpa ada jadwal-jadwal kencan, bila di kangen dia yang hubungi aku dan minta temu, bila aku kangen sudah pasti aku yang hubungi dia dan minta temu, tiada di temui keegoan dari kami berdua.
Bila siang hari jumpa di luar, malam hari jumpa di rumah tantenya, nah setiap malam minggu biasa aku tidak dapat bertemu dengannya, hampir sama dengan waktu pacaran dengan stjku, karena setiap hari sabtu pulang ke rumah orang tuanya di Binjai. Senin baru kembali lagi ke Medan. Namun itulah keegoisan aku kali, yang bagi aku jawaban itu sangat penting, karena hatiku setiap saat mempertanyakannya dan tidak bisa menjawab. Telinga memberontak mengasut hatiku sehingga hatiku mulai gelisah dan bimbang.

Maksudnya telinga berontak? Ada apa kudeta ya?
Pas juga kata-kata itu, kudeta. Soalnya telinga tidak pernah mendengar jawaban yang akan di sampaikan ke dalam hati. Sehingga hati kudeta pada bagian tubuh yang lain. Semua sudah mendapat bagiannya, sedang kan jawaban itulah yang dapat menentramkan kudeta tersebut. mendengar kata-kata “gue juga cinta lo” tidak pernah di dengar oleh telinga. Telinga hanya dapat hangat lidahnya yang lihai dan liar, sehingga tidak ada kata kata yang ingin di salurkan ke hati sebagai muara terakhir dalam sebuah rasa. Terjadilah segala pertanyaan tantang dirinya sehingga timbul kudeta. Mau tahu kudeta hatiku?

Mau dong. Layaknya kudeta TNI, aku tidak terima semua ini, renungkanlah dalam-dalam dan seksama, semua telah mendapat bagian.
Telinga sudah dapat liar lidahnya, tangan sudah dapat juga, bibir apa lagi semua bagian sudah dapat merasakan keindahan tersebut sedangkan aku belum dapat jawaban yang aku tunggu-tunggu! Bisik hatiku. Apakah ini adil?
Apakah ini sesuatu yang seimbang di dalam kehidupan? Apakah ini fenomena keseriusannya terhadap kamu? Tentu tidak, itulah maksudnya aku ingin dapat jawaban tersebut agar dapat menentramkan dan menenangkan, menceriakan, dan mendamaikan, menyakinkan hatiku bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Wajarkan? Apa hal tersebut tidak realities?

Menurut aku tidak sih namun seseorang perempuan ada pemikiran yang selalu di kendalikan oleh sebuah perasaan, sehingga perempuan selalu berhati-hati dan tidak gegabah dalam mengambil sebuah keputusan, jadi tidak dapat juga kata-kata itu? Seharusnya kamu sudah mendapat dan menarik kesimpulan atas hubugan tersebut. Namun yang aku lihat sebenarnya hubungan asmara lebih indah di bangun tanpa harus ada kata-kata “gue cinta lo atau gue juga cinta lo” biar saja mengalir seperti air surgawi sejuk dan damai.
Begitu besar, begitu dalam dan luasnya, begitu tidak berdayanya aku dalam menyayangi dirinya telah membutakan mata hati dan pikiran, sebenarnya juga di dukung tingginya kenyakinan bahwa akan dapat menaklukkan cintanya, disinilah yang saat ini aku fahami dan resapin bahwa memiliki kenyakinan yang begitu tinggi juga dapat menghancurkan segalanya, aku tidak mengambil kesimpulan apa-apa. Hati terus nyakinkan diri mungkin lain waktu ada kesempatan.

Memang ada kesempatan itu?
Untuk berapa lama tidak ada. Walau hubungan terus makin panas syarat dengan hubungan yang mengeluarkan butiran-butiran halus dan kental dari dalam tubuh masing-masing yang sudah pastinya berakhir dengan deru nafas erangan dahsyat terus terjadi, keheranan hati semakin bertambah. Hati ini mengakui bahwa dia sangat sangat baik, sangat perhatian, humoris, dewasa, pleksible dalam bergaul dan berkomunikasi, tidak selalu jaga imez dimana pun kami berada, sudah di pastikan selalu tertawa tanpa ada beban, bagai orang gila. Perhatian terhadap kesehatanku juga teramat membuat aku terkapar dan tak berdaya, dia juga sering bawa kan puding dan buah-buah ke kost dalam seminggu sekali.

Datang ke kost, bila lagi banyak masalah, curhatan dan mencari solusi bagaimana dalam menyelesaikan kuliahnya. Dan bagaimana menghindari desak kan orang tuanya untuk segera menyelesaikan perkulihannya sedangkan dia masih belum bisa konsen dalam hal tersebut. Bagaimana perasaannya tertekan di dalam keluarga yang membuat terkadang tidak betah di rumah.

Keren juga, mau dong.
Entah kenapa aku selalu jadi tempat curhatan, baik teman-teman, terkadang aku juga sangat butuh tempat curhatan tetapi tidak ada saat itu, namun bagi aku hal itu tidak berarti karena yang paling aku harapkan dan paling berarti hanyalah sebuah jawaban yang pasti dari pertanyaan hatiku. Saat itu aku teropsesi dari lagu dewa yang sebagian syairnya berkata begini “beri sedikit waktuuuu”
Dari teman-teman dekatnya tidak kamu cari tahu?

Semua teman dekatnya sudah aku tanyain, semua teman-temannya juga bilang kami tidak tahu bagaimana sebenarnya dia terhadap kamu. Kami juga heran kenapa dia lakukan hubungan yang demikian itu.
Mustahil kalau teman dekatnya tidak ada yang tahu, ngarang kamu? Atau memang sengaja mereka sembunyikan?
Ini sebuah fakta bagi aku, tetapi tidak tahu juga bisa saja mereka teman dekatnya menyembunyikan apa yang terjadi. Sampai saat ini belum dapat informasinya dari mereka. Yang membuat aku bagaikan orang linglung saat dia mengatakan!
Apa katanya?

Bagai kilatan petir, “choet! Baru kita melakukan hubungan yang begitu indah dan erotis ini” jangan salah pengertian ya, anggap semua itu tidak pernah terjadi dan tak pernah ada juga bukan merupakan jawaban sebuah hubungan kita.” lain cerita bagus tidak milikku? Karena sudah mendengar kata-kata yang menyakitkan tadi, dengan sedikit kesal, iya bagus…bagaimana? Ach udalah. Ah…ah...ayoo dong seperti apa?
Wah enak juga posisi kamu ya wak! Tidak ada kamu jawab pertanyaan dia?
Enak apanya? Iya bagus bagai buah pepaya bangkok mantap, Puas?
Kamu dapatkan kehangatan dan segalanya dari dia, tapi tidak ada ikatan yang dia minta, enak dong.

0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4