Advertisment

Advertisement








Friday, March 27, 2009

Kata Pengantar - Pesonan Dua Warna Tahta Jiwa Cinta Kasih Sayang Dan Alunan Birahi Materi

Friday, March 27, 2009
KATA PENGANTAR
Pesona Dua Warna Tahta Jiwa Cinta
Kasih Sayang & Alunan Birahi Materi


Oleh: Maharuddin


Tirani yang ada pada sebuah hubungan cinta memiliki begitu banyak pesona warna jiwa yang ada dan berperan superactif dalam pencapaian kemuara kebahagian, keindahan dan keharmonisan kehidupan yang selalu luput dalam bayangan fatamorgana.

Filosopi yang menggambarkan dan mengungkapkan dan mengembangkan kesucian kasih sayang dapat menghancur leburkan sebuah tirani dan melahirkan hubungan asmara cinta. Baik itu tirani yang sengaja di besar-besarkan ataupun tidak, seperti tirani dalam perbedaan sifat dan karekteristik, tirani perbedaan kepercayaan kenyakinan, tirani perbedaan setatus social artinya kesucian kasih sayang dapat menjembatani semua tirani yang ada hingga pada dua insan yang menginginkan penyatuan mahligai kehidupan bersama.

Kedahsyatan filosopi juga mampu mendamai kan dua Negara bertikai, dua alam yang berbeda, dua keyakinan yang berbeda tetapi mengapa kepada dua hati jiwa kekasih mahajiwa dan mahacinta, filosopi tersebut tidak dapat berbuat apa-apa?

Seluruh anak manusia di dunia mengakui bahwa begitu semakin terkikisnya pemuja-pemuja cinta jiwa, karena keyakinannya pada kesucian kasih sayang tidak akan dapat melunturkan, menghancur meleburkan, membumi hanguskan keperkasaan, keangkuhan tirani, blantara ke egoisan dari seorang kekasih yang tertuang pada kisah-kisah romantis.

Siapa yang anak manusia di zaman ini yang tidak akan mengenal kisah Romeo and Juliet, kisah jiwa Khalil Gibran, kisah Adam dan Hawa, kisah Titanig, kisah Samson dan Laila, kisah Rama dan Shinta seluruhnya mengungkapkan betapa kesucian kasih sayang berada pada level kasta yang paling agung dalam menembus dan menghancurkan sebuah perkasa tembok tirani yang akan di kenang sepanjang masa sampai zaman ini tinggal sebuah hayalan. Apa filosopi tersebut diatas merupakan sejarah yang eksis pada zaman batu? Maka tidak dapat bertengger dengan garang pada zaman burger saat ini?
Dari berbagai filosopi seorang anak manusia mencoba mewujudkan kesucian kasih sayang, apa hal tersebut masih mampu bertengger dengan garang di zaman burger ini dengan mencintai seorang gadis nirwana yang anak manusia tersebut menunjuk dengan mata jiwanya sebagai Sekuntum Teratai Jingga, apakah terwujud? Ternyata tirani jiwa benar – benar tidak dapat ditembus dan dihancurkan hanya berlandaskan dengan kesucian kasih sayang, sebagai cerminan bahwa benar bahwa apa yang telah dikatakan kalimat di atas dalam mewujudkan keindahan hubungan asmara tidak pada zamannya lagi. Atau jiwa Sekuntum Teratai Jingga memiliki kadar keangkuhan yang lebih besar dari jiwa-jiwa kisah perempuan diatas? Mungkinkah novel ini mampu menjawabnya.

Bila tidak terwujud untuk mendekap mesranya keindahan dan kesyahduan pada belahan jiwa sang pemuja cinta maka dapat dibenarkan bahwa kesucian kasih sayang telah usang dimakan rayap-rayap binal, dan tidak tepat berada pada posisi zaman ini karena tidak mampu menyediakan glamornya nafsu angkara murka juga dahsyatnya alunan nyanyian materi dunia. Sebuah fakta masyarakat mengatakan bahwa “mungkinkah kebahagiaan dan kesenangan hanya di dapat dari kesucian kasih sayang, apakah hal itu dapat mengeyangkan perut dan membiayai keperluan hidup bila terjadi muara cinta ke satu mahligai rumah tangga” tidak untuk saat ini boss..!!

Tetapi glamornya alunan materi berdasarkan fakta juga tidak mampu mempertahankan mahligai rumah tangga yang telah mengikrarkan sumpah sehidup semati, saling setia, saling tetek bengeknya, berjuta-juta kisah romantis dan dramatis seorang anak manusia terhadap sekuntum teratai jingga merasa teraniaya atas kesepian jiwa yang begitu kelat dan berada pada dalam dan curamnya jurang penyesalan dalam mengambil keputusan untuk membina asmara yang bermuara ke mahligai kebahagiaan abadi. Apa kah sebenarnya yang menjadi keinginan sekuntum teratai jingga terhadap belahan jiwanya? Begitu rumit kah belenggu tirani pribadi seorang stjku!!

“Dengan landasan kesucian kasih sayang hidup akan lebih bermakna romantis dan menghadirkan selaksa keindahan dan kedamaian yang dapat menghancurkan segala apa yang menjadi penghalang untuk di ubah menjadi kemilaunya mutiara sehingga sempurnalah hubungan seorang stj_ begitu banyak pasangan kekasih yang dalam mencintai berlandaskan glamornya alunan nyanyian materi dunia merasa nyakin dapat menyuguhkan kesucian kasih sayang namun begitu banyak pula fakta yang terungkap bahwa akhirnya stj mengharapkan dan mendambakan kehadiran pemuja jiwa yang dapat memberikan kesucian kasih sayang untuk dapat mengangkat jiwanya dari kelamnya kebahagian.”

Akankah zaman ini kembali kepada kesucian kasih sayang yang selalu di dewakan dari masa ke masa dalam membina hubungan asmara, yang selalu menghiasi seluruh stj dengan untaian sehelai sutra ungu bertahtakan kasih sayang bermahkotakan rembulan mutiara?

Mudah-mudahan novel ini mampu membuka sejenak dimensi alam pikiran kita akan fatamorgana sebuah tirani jiwa, kesetiap pasangan kekasih dalam mengarungi cakrawala bumi.
Sebelum membaca satukan rasa dalam jiwa, Selamat membaca!

Medan, 03 Oktober 2006

0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4