Advertisment

Advertisement








Wednesday, March 25, 2009

Revolusi Cinta - III

Wednesday, March 25, 2009
Karang melontar kharismatik bahtera tetap tegar terbisu prahara menanti sang belahan jiwa.

Kelopak kuntum secara perlahan terbuka…Satu kelopak, satu kelopak, satu kelopak dan satu kelopak terbuka senyum…mincul kelopak ke dua, satu persatu kelopak kedua terbuka ceria..terlihat kembali kelopak ke tiga bahgia…Satu Persatu kelopak ketiga juga terbuka kembali tawa…di iringi senyum duka, lara, air mata, dan merahnya darah yang berasimilasi dengan waktu ternyata masih ada kelopak keempat yang lebih lembut, lebih sendu dan lebih syahdu…lebih indah secara perlahan dengan penuh makna dan charisma membelai putihnya nurani menyentuh kelopak ke lima….

Terpukau, terpanah jantung tergetar keras takjub akan kemilaunya duniamu..semaikin menyirap asrat jiwa..dengan segala pengorbanan, jatuh bangun berusaha membuka kelopak terakhir…kelopak terakhir terbuka begitu manja…Harum mewangi menyentuh bergelayut alam bawah sadar perasaanku…

Begitu lamanya bersandar mesra pada putik sari..terasa baru saja bersandar nakal lupa akan kegelisahan an kehampaan terlena akan indahnya semerbak…namun kekhilafan, kealpaan sehingga tidak sadar bahwa satu persatu kelopak manis kuntum menutum merapan erat ke putik sari…dimana jiwa masih tersentum menikmati pesona indahnya warna cinta dalam anggunya putik sari…hingga tidak mengetahui ternyata semua kelopak telah tertutup kembali….

Sedang seluruh urat nadi dan darah masih terjebak di dalamnya…hingga merasakan, menikmati aroma wangi yang tidak akan terlepas sampai ke kelopak terbuka kembali saat fajar terbenam pada timbunan tingginya kerinduan…Jiwa, hati…perasaan, kasih saying..darah dan air mata terperangkap di dalam “ Sekuntum Teratai Putih Nirwana”

Jernih air tempat diri…tumbuh dan mekar…sekeliling belukar melirik dengan senyuman centil mendekati dan merangkul charisma yang terpancar…merayap perlahan bersama sepi membawa pesona diri…Mencoba menggoda dalam menggapai megahnya puncak warna hati….menanti sampai satu persatu kelopak cintamu terbuka, melontarkan senyum sejuta makna kalau dirimu ingin diraih dan di miliki…Gapai nurani menghibaskan harapan dalam sisi gelap…Meniti jenuh pribadi cerminan ketidakberdayaan untuk putik sari indahmu…

Arah angina menebarkan pesona dalam jalan dan tarian anggunmu…keseluruh nuansa hati yang penuh gelora merintih sebuah mimpi….Mimpi dalam angan menanti kelopak terindah walau sesaat akan segera menutup mata…Pasrah dalam belaian terjerumus pada kelamnya “ Sekuntum Teratai Putih”.

Sinar lamunan syahdu dan tajamnya cahaya matamu… Mengusir gelombang aliran sungai surgawi…mengitari kungang-kunang alam hayal…Tersimpuh rapuh penjaga risau kalbu…Melayang, bergoyang pelan menggapai rindu yang mulai meragu….

Angkara murka bukan emosional hati…Kebencian gumpalan kharismatik tangguhnya cinta…Ketegaran budaya asmara cerminan kusam derita…Kegigihan celah dari ketidakberdayaan menguasai ganasnya jiwa….Karena memandang hubungan mata hati cinta dalam ruang dan nuansa dusta…impian tiupan damainya angin surga melahirkan dan merelakan memandang sebelah mata akan ikrar bersama…

Sesaat mentari tersenyum penuh tanya…Serasa berkata penuh makna…Awan angkuh membayang penuh nafsu, memudarkan indahnya pesona cakrawala…Tersimpan kata tak bernyawa…menhadap lesu jiwa berharap datangnya belahan jiwa…

Deru ombak menghampar syahdu lembutrnya Asmara…Melintas warna pelangi senyum seluruh alam….Membisu terpaku diri pada pinggiran pantai…Busuk bernanah hati tertikam luka bersama putihnya jutaan kemilau pasir…

Kupu-kupu mungil terbang gemulai manja bernyanyi indah, memikul selaksa duka dan makna……Tanpa ingin di rayu dirimu terus berlalu… Mengepakkan perangai sayap warna pelangi jiwamu… menyapa lembut angkuh dunia pantasi kuntum pujangga rasa.

Setelah rembulan menghilang malu dari singgasana peraduan malam…Terasa aliran rasa tak terlukiskan bergerak tanpa irama……..Takut dan gagu menjawab pertanyaan sayatan sembilu hati akan keberadaan jantung ranjang sebuah kehidupan…..Ketiakberdayaan titipan pesona sinar rembulan bukan karena ketiadaan setia namun ketiadaan pandangan jiwa pada gelamornya pesta angkuh dan semunya dunia.

Cinta, kasih sayang sesungguhya dua pilar utama paling sacral dalam menopang sebuah bangunan candi yang dialamnya terdapat mahliogai asmara…dera dan badai akan mengahantam dua pilar yang memiliki perbedaan bentuk, ukuran, komposisi, letak namun satu dalam fungsi dan Tujuan yaitu menyelamtkan kehidupan dan berkembangnya alunan nurani sebagai pengikat hati dan jiwa….

Di saat sebuah Revolusi Cinta berkumandang bersama gelegar halilintar, terlahir dalam tebal hitamnya kabut nurani…Kekasih hati belehan jiwa bumi….Kerinduan kekasih cerminan air mata gelisah bumi……Kecemburuan kekasih ratap tatapan nanar bumi…Kekasih pergi menusuk luka jantung bumi.

Malam ini jiwa dan raga berjalan serasa melayang di tengah gelapnya hamparan kota…Ditengah sepinya kota mati begitu pedar…begitu teraniayanya perasaan, ingin bertegur sapa menghilangkan semua rasa sunyi, rasa pedih dan peraih, rasa ingin mengangis tetapi entah pada siapa….Aku lihat,aku pandang, aku mengerti berjuta butiran bintang nun jauh di singgah sana langit bitu mengawasi setiap alunan gontai langkahku….namun sepata katapun mereka tidak ingin menyapa, karena mereka juga tahu betapa pedihnya, dan mereka memahami begitulah hdup bila tidak memiliki tambatan hati pada seorang kekasih…Bumi juga hanya mampu memberikan keihklasan jiwanya untuk di pijak sebagai suguhan terbaik untuk seorang kekasih bahwa aku tidak sendirian dalam menggapai sepinya alam yang penuh sesak dengan kemunafikan…

Seluruh butiran pasir bercampur binalnya kerikil-kerikil tajam jalanan ada padaku saat ini…..namun semua berada pada membisu dan kaku dalam saksi sakitnya penghianatan dan dusta manis sang kekasih…Namun mereka hanya mampu menggelitik telapak kaki yang mulai kejang dank ram…Karena teramat jauhnya kaki jiwa hanyalku melangkah…Cucuran sari patih madunya tubuhku terus mengalir tanpa rasa malu menghilangkan aroma daya pikat simpatik pada semua rerumputan pinggir jalan kota mati..

Kecemasan, kegelisahan, kegundaan hati, jiwa, perasaan, pikiran mebahana disetiap lekak likuk singgasana relung hati jiwa cinta bumi……Ketakutam, kekhawatiran dan seluruh pernak pernik gelamor dan redupnya keserakahan, ketamakan, ke egoisan, perkasanya keangkuhan sebuah tirani meleburkan segenap bahtera Jingga pengembara malam…Merayu bibir mungil tanpa noda penari latar melontarkan gumpalan-gumpalan hasrat birahi penabur sengsara….Pemikat tanpa kata menikmati geramnya lentur tubuh penari latar hingga terlupa amanah pengemban jiwa…

Air bening berjalan dan berlari, damai pada tepian sisi belain jiwa bumi, terus berjalan dan berlari mengelurkan lantunan-lantunan gemercik mendamaikan sepasang anak merpatih putih dalam meneguk nikmatnya kebersamaan…Tanpa harus ada salaing melukai namun saling memberi antara dua pasang merpati putih dengan gemulainya jalan dan gemercik air jernih surgawi yang diiringi oleh kebijaksanaan tepian bumi untuk melupakan sejenak ke egoisan, hanya karena mereka berada pada sisi-sisi kehidupan pahitnya derita sang bumi.

Bila pada saat dua pasang merpati putih dan aliran gemercik jalan putihnya air nirwana sedang meneguk selaksa kenikmatan kearifan sang bumi hilang dan muncul ke egoisan maka apakah yang terjadi? “Keindahan, kedamaian hilang detelan dahaganya rahwana, pupus ditelan dahsyatnya keangkuhan mayapada hilang sirna tidak berbekas berganti dragtis dengan dentuman jeritan memilukan yang bermuara pada kotornya ke egoisan masing-masing.”

Tamparan cahaya senja tepat di dadaku, tepat ditelingaku, tepat di bibirku, tepat di telinganku, tepat di kedua pelupuk mataku…Tersirap bagai terkena guna-guna pengasihan menjadi pemikat seluruh pasang mata di sisian cakrawala…Akankah esok, akankah lusa, akankah hari yang dating jiwaku masih mendapatkan jatah tanparan pesona cahanyamu? “mengapa seluruh tamparan yang mengenai sekujur tubuhku tidak membuat darah ini menjadi bergejolak, tidak membuat darah ini naik pitam, tetapi semakin meng Ayukan ragaku untuk selalu mengharapkan tamparan syahdumu kembali.”


0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4