Advertisment

Advertisement








Friday, March 27, 2009

Sepatah Kata Dari Penulis

Friday, March 27, 2009
PRAKATA PENULIS



Novel ini diangkat atas kisah yang ada terhadap kekarnya pertanyaan tirani belahan jiwa yang terjadi dari tahun 1997 s/d November 2006 sengaja di gali dari dalamnya untaian kenangan dari seluruh syaraf kepala pada aliran butiran-butiran sel darah merah jiwaku. Pada realita kehidupan, pemuja jiwa cinta yang tersakiti, bila terjadi prahara cinta selalu mengubur dalam-dalam semua kenangan indah, romantis dan tragis pada relung palung hati.

Dahsyatnya gelegar jiwa stj saat mengatakan “semua hubungan indah kita harus sampai disini”, tertunduk dan merengkuh dinginnya air bumi yang dihiasi bening warna pelangi ketidak percayaan air mata atas gelegar jiwa tersebut.

Seakan jantung bumi berbisik penuh kelembutan dan kedamaian ditelinga, mengapa bathin jiwa teramat memilukkan sendi tulang belulang? Mengapa terjadi tangisan sesaatmu, bhatin yang terus menggerutu bahwa keluhuran dan kesucian kasih sayang terhalang tirani glamornya alunan dan nyanyian materi dunia, mengapa selalu raga dan perasaanku yang dijadikan kambing hitam atas munafiknya nafas stj. Bercerminlah pada cermin dunia, pada realita alam mengapa stj mampu melakukan sesuatu yang sangat tragis. Sudah kewajaran stj selalu mendewakan materi untuk dijadikan pangeran pelindung dunianya, semua itu telah digariskan pada edannya zaman ini, jangan larutkan diri hanya karena saat jiwa sedang sendiri tanpa pesona gemercik senyum dan tawa stj.

Menangislah sepuas-puasnya di pundak dan pelupuk sandaran jantungku! Aku setia menemani keguncangan hasrat asmaramu, dimana dan kapan pun air matamu berderai. Percayalah hanya aku yang mampu menyuguhkan kedamian jiwa, karena aku tidak pernah berubah walau semua anak manusia melupakan bila saat bahagia. Bukankah cinta dan kasih saying, bukan harus memiliki? Itu semua terjadi padaku! Setiap saat sampai zaman berganti “BUMI”.
Aku hanya bisa memberi keindahan, keromantisan terhadap seluruh pasangan jiwa-jiwa yang kasmaran tetapi tidak pernah berharap memiliki jiwa-jiwa mereka. MAMPUKAH JIWA BELAHAN HATIMU BERADA SEJAJAR DISISIKU?

Banyak filsapah bumi yang telah menusuk masuk ke telinga namun begitu tetap saja hati bergejolak, menyudutkan takdir yang terasa tidak fair terhadap ku, juga terus mempertanyakan ketegaan hati stj pada penghianatan ikrar.
Novel ini berusaha membuka arti hidup yang dapat di lihat dari kisah ini adalah: “adanya dua sisi jiwa dari sekuntum teratai jingga yang masing-masing sisi memiliki kekuatan dan kharismatik sendiri terhadap kelangsungan sebuah hubungan”. Dimana dua sisi di lapisi tirani marwah mutiara diri yang tersembunyi manis dan manja, tidak selalu menampakkan keculasan masing-masing sisi, “keinginan kesucian kasih sayang dan keinginan glamornya nafsu alunan nyanyian materi dunia”. Keinginan kesucian kasih sayang selalu mendapat posisi terdepan sebagai umpan coba-coba dalam memberikan jawaban kepada pumuja keindahan jiwa, sehingga keinginan glamor nafsu alunan nyanyian materi tetap berada dalam relung hati yang memiliki ruang tersendiri yang tidak akan pernah muncul bila dipertanyakan pemuja. Seluruh anak manusia, bila dipertanyakan disaat memulai penyatuan hati “sebenarnya apa sih yang stj cari dan menjadi keinginan dalam berhubungan asmara?

Sudah tentu jawabnya adalah kesucian kasih sayang, pengertian, kejujuran, kesetiaan, kesabaran, pengorbanan dan segala yang berhubungan sifat keindahan dan keromantisan, sudah dipastikan pemuja akan memperlihatkan bahwa apa yang menjadi keinginan stj tersebut ada dan dapat di suguhkan dalam membina sebuah hubungan walau syarat dengan waktu namun itulah kekutan nurani cinta jiwa, pernahkah kita dapati bila mempertanyakan hal tersebut diatas, stj menjawab dengan apa yang menjadi keinginan sebenarnya adalah glamornya alunan nyanyian materi? Tidak akan pernah, mengapa? Ini satu tirani yang memang sengaja di sembunyi kan dengan baik.

Dengan bahasa budayanya “senyum ketimuran nurani cinta jiwa kebarat-baratan”
Atas jawaban stj itu dapat dipastikan untuk memulai hubungan melalui yang diinginkan, karena yang dinginkan adalah berupa pembuktian sifat maka dalam mewujudkan harus berada pada sisian waktu, waktu yang dapat memberikan jawabannya bahwa apa yang disuguhkan memang dapat diterima oleh ruang relung kasih sayang jiwa stj.

Semua perhatian, semua kesabaran, semua kearifan, semua kedewasaan, semua pengorbanan materi, nyawa, darah dan air mata menjadi salah satu fenomena yang harus terjadi.
Setelah hubungan berusia bertahun-tahun dan mengakar di jantung cinta, terjadi pengakuan dari ruang relung kasih sayang jiwa stj bahwa yang menjadi keinginannya telah mampu merobek semua sendi-sendi relung jiwa, stj terkapar dan terbuai dengan segala keromantisan keindahaan atas kesucian kasih sayang dari pemuja. Sadarkan pemuja tersebut dalam membina hubungan itu telah berada pada posisi menakluk kan liarnya ke egoisan dan keangkuhan jiwa stj? Setelah merasa telah dapat menaklukkan hati, pasti menginginkan hubungan yang berlanjut ke arah penyatuan jiwa dalam satu ikrar yaitu; pernikahan. Apakah benar, itu salah besar karena semua pemuja tidak menyadari bahwa masih ada satu sisi relung yang lebih tebal untuk diruntuhkan yaitu glamornya alunan nyanyian materi dunia, keinginan ini akan muncul setelah pembuktian kesucian kasih sayang telah terbukti, sehingga mencari jalan atau alasan agar penyatuan jiwa tidak terjadi kejenjang yang lebih sacral.

Gelegar relung jiwa stj yang tidak mengenal kompromi, terkejut kah atas permintaan keinginan tersebut? Pasti terkejut, adanya refleksi diri terhadap kesia-siaan perjuangan bertahun-tahun dalam membuktikan kesucian kasih sayang terhadapnya kalau hanya dapat di runtuhkan dengan satu kalimat sakti yang hanya membutuhkan waktu lima detik “aku, membutuhkan glamornya alunan nyayian materi dunia dan seluruh perempuan dimuka bumi juga membutuhkannya agar dapat berdiri tegak pada kehidupan sosial di sekitarnya” dan dilanjutkan kalimat suci yang tidak dapat di bantah namun diterima secara paksa yaitu”stj! Tidak berjodoh dengan pemuja”

Novel ini juga mencoba mengupas tentang fenomena yang memang terjadi di dalam pergaulan, membuka sebuah paradigma karakteristik seorang laki-laki, dimana saat ini begitu banyak argumentasi dan pandangan-pandangan miring bahwa laki-laki selalu menghindar dan lari dari masalah, setelah melakukan hal-hal yang bersinggungan dengan seksualitas.
Baik berdalih atas saling membutuhkan, baik berdalih saling mencari pemuasan nafsu, baik berdalih saling mencintai, tidak ada argumentasi dan pandangan-pandangan yang membuka paradigma karakteristik laki-laki yang memang ingin mempertanggung jawabkan kelalaian dalam membina sebuah hubungan sampai hal tersebut diatas terjadi.

Ini adalah realita yang seharusnya tidak mengkristal di dalam hubungan pergaulan. Sehingga argumentasi dan pandangan-pandangan menjadi titik keseimbangan untuk lebih memahami arti cinta di dalam sebuah pergaulan pada dimensi sosial yang berbeda. Dengan sendirinya terdapat pergeseran arti cinta yang di dukung oleh adanya kultur budaya kian memanas yang mengarah kepada sifat individual seseorang manusia, yaitu; rasa tanggung jawab.

Sehingga semua tertuang kepada rasa terima kasih kepada Ibu dan adik-adik yang telah setia dan memahami kegoncangan jiwaku dengan memberikan dukungan moril, kalian adalah “anugerah yang pernah jiwaku miliki”. Ucapan yang hangat dan dalam juga aku berikan kepada Mrs. Linda Sari, SS yang begitu banyak memberikan panorama ragam dan corak kehidupan yang jiwaku telah menunjuknya adalah Ibu kedua yang dengan ikhlas memberikan damai naungan relung hatinya untuk menyandarkan jiwa cintaku dalam perjalanan derita panjangku. Terima kasih atas keluhuran jiwamu.
Sujud hormat yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Putu Wijaya yang telah membuka cakrawala dalam mewujudkan sebuah karya ke arah yang lebih bermakna, terima kasih Bapak.
Begitu juga seluruh sahabat-sahabat yang telah mendukung jiwaku untuk menghimpun kembali semua kekuatan sinar mentari agar dapat menerangi jiwa-jiwa yang terbuang; mereka adalah eben giringnya kota medan, ewa, Agus, Jajak, Deni, Rina, Naya, yang keseluruhannya akedimisi semester akhir Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, begitu juga Edi Oloan HR akadimisi Semester Akhir Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Afwan Panjaitan Akademisi Semester 6 Universitas Al-Wasliyah, Pejel Sang Pejuang Agri NAD. Juli dan Ida Akademisi Tahap Akhir UMN yang telah banyak memberikan masukan terhadap kegonjangan jiwaku untuk tetap dalam garis perjuangan, terima kasih telah menjadi sahabatku pada saat jiwa ini sedang mati.

Kepada sohibku ippah akademisi Institute Pertanian Bogor yang dengan begitu ringannya, memberikan kalimat-kalimat keramat agar terus nyakin semua derita adalah sebuah rahmat. Terima kasih sohib.
Tentunya tidak lupa kepada gadis yang terimut Icha akademisi Potensi Utama yang telah memeberikan saran bahwa kehidupan sudah memiliki garis-garis tertentu. Thank’s imut. Yang jelas rasa terima kasih aku terdampar pada seorang gadis yang super coboi dia adalah Ririn yang juga seorang penulis dan Santy Dhea di Manado, yang dia mengatakan kepadaku bahwa aku adalah kekasih hanyalannya.

Club Supporter SMeCK Mania yang telah mau membantu merayakan hari ulang tahun stj dengan begitu meriah untuk kalian memang benar sahabat yang satu darah, jaya terus!
Sujud hormat kepada Mas Ir. Agung Pribadi, M.Sc yang selalu memberikan support agar tetap berjuang untuk mendapatkan sebuah pekerjaan walau itu hanya melalui sms, Mas terima kasih.
Tidak kalanya juga rasa hormat dan terima kasih saya kepada Bapak Ir. Hardi Prasytio yang saat itu masih menjabat SAM salah satu Kementrian RI yang selalu memberikan wejangan-wejangan terindah untuk selalu memiliki rasa tanggung jawab dalam semua hal”.

Kumpulan anak macho_Bhotel, Tondi Syaputra Lubis, Husni Muttakin, Nanda Ricky, Dodi, dan Ir. Siti Khadijah yang semuanya akademisi Institut Teknologi Medan Jurusan Teknik Pertambangan terima kasih telah dengan ikhlas menampung jiwa dan tubuhku saat tidak memiliki apa-apa dengan memberikan tumpangan tempat tidur, mandi dan makan secara bergantian di rumah. Tiada kata yang paling terindah yang dapat aku ucapkan selain doa semoga panjang umur dan sukses selalu.
Kalian semua adalah Kesatria Sejati dalam Naungan Jiwa Persahabatan. Ucapan terima kasih ini sebagai suguhan nurani karena saya belum dapat membalas budi luhur kalian Semua. I Miss U all Friend’s
.

0 comments:

Post a Comment

Pasang Iklan Bersiap Jadi Milyader »
Siap Jadi Milyader ? Disini Iklan Anda Berpotensi Di Baca Ribuan Orang, Dan Menghasilkan Milyaran Rupiah, Selamat Mencoba
http://tinyurl.com/ddycm4